Titik Kumpul Lifestyle – Masyarakat yang mengonsumsi suplemen berharap suplemen dapat membantu mereka meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap sehat. Tapi tahukah Anda bahwa tidak semua suplemen sama dan ada yang lebih berbahaya daripada manfaatnya?
Suplemen dapat membantu mengisi kesenjangan nutrisi, namun ada juga risiko yang harus diwaspadai. Berikut lima suplemen populer yang mungkin berbahaya bagi kesehatan Anda, seperti dilansir The Times of India pada Rabu, 19 Juni 2024. Yuk simak!
Suplemen Penurun Berat Badan Suplemen penurun berat badan menjanjikan hasil yang cepat dan mudah, namun seringkali menimbulkan efek samping yang berbahaya. Banyak dari produk ini mengandung campuran herbal dan bahan iritan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Misalnya, produk yang mengandung ephedra dulunya populer tetapi dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat karena dikaitkan dengan serangan jantung, stroke, dan bahkan kematian. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health menemukan bahwa suplemen penurun berat badan dikaitkan dengan peningkatan risiko kerusakan hati yang serius.
Bahan seperti ekstrak teh hijau bisa menjadi racun bagi hati jika tertelan dalam jumlah banyak. Beberapa obat penurun berat badan mengandung bahan-bahan yang tidak terdaftar yang dapat menyebabkan reaksi dan komplikasi yang tidak terduga.
Suplemen Kafein Suplemen kafein sering digunakan untuk meningkatkan energi dan meningkatkan kinerja atletik. Meskipun secangkir kopi umumnya aman, suplemen kafein dapat menyebabkan overdosis. Kafein dosis tinggi dapat menyebabkan iritabilitas, kecemasan, jantung berdebar-debar, dan dalam kasus ekstrim, serangan jantung.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah besar dapat menyebabkan fibrilasi atrium, sejenis irama jantung tidak teratur yang meningkatkan risiko stroke dan gagal jantung. Ketergantungan berlebihan pada suplemen kafein dapat menyebabkan ketergantungan dan gejala penarikan diri seperti sakit kepala dan kelelahan.
Suplemen Kalsium Kalsium sangat penting untuk tulang yang kuat, namun terlalu banyak kalsium dalam bentuk suplemen bisa berbahaya. Asupan kalsium yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association menemukan bahwa mengonsumsi suplemen kalsium dikaitkan dengan peningkatan risiko penumpukan plak di arteri, yang dapat menyebabkan serangan jantung. Kalsium dosis tinggi (800 mg hingga 1.200 mg per hari) dapat menyebabkan batu ginjal.
Menurut National Institutes of Health (NIH), lebih baik bagi kebanyakan orang mendapatkan kalsium dari sumber makanan daripada suplemen karena kalsium lebih baik diserap oleh tubuh dan menimbulkan lebih sedikit risiko kesehatan.
Vitamin E Vitamin E dikenal karena sifat antioksidannya yang melindungi sel dari kerusakan. Suplemen vitamin E dosis tinggi (hingga 1.000 mg per hari dianggap normal) mungkin lebih berbahaya daripada manfaatnya. Asupan vitamin E yang berlebihan diketahui berhubungan dengan peningkatan risiko stroke hemoragik atau pendarahan otak.
Journal of American Medical Association menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa suplementasi vitamin E dosis tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat pada pria. Studi ini menunjukkan bahwa meskipun mendapatkan vitamin E dalam jumlah sedang dari makanan bermanfaat, mengonsumsi suplemen dalam dosis besar bisa berbahaya.
Suplemen Beta-Karoten Beta-karoten, pendahulu vitamin A, adalah antioksidan yang ditemukan dalam berbagai macam buah dan sayuran. Meski bermanfaat jika dikonsumsi dalam bentuk makanan, suplemen beta-karoten dapat menimbulkan risiko yang signifikan, terutama bagi perokok.
Penelitian menunjukkan bahwa suplemen beta-karoten dosis tinggi (dosis tipikal antara 6 dan 15 miligram) dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru pada perokok dan orang yang terpapar asbes.
Sebuah studi komprehensif yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute menemukan bahwa suplementasi beta-karoten dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru dan kematian pada perokok. Hal ini sangat kontras dengan efek menguntungkan beta-karoten bila dikonsumsi dalam bentuk alami melalui makanan.