Korban Dugaan Pemerkosaan oleh Taeil Eks NCT Ternyata Berkewarganegaraan Asing

Korea Selatan, VIVA – Kabar menggembirakan dari mantan anggota NCT Taeil yang kini menghadapi tuntutan serius terkait pemerkosaan. Korban dalam kasus ini disebut seorang perempuan berkewarganegaraan asing. 

Awalnya, SM Entertainment, perusahaan manajemen Taeil, mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan grup tanpa memberikan rincian tentang pelecehan tersebut. Namun belakangan terungkap, tindak pidana yang didakwakannya termasuk pelanggaran seksual yang melibatkan banyak orang. Klik di bawah untuk melihat artikel selengkapnya. 

Menurut laporan dari Koreaboo, pada 7 Oktober 2024, media Korea memberitakan bahwa Taeil diinterogasi polisi atas dugaan melakukan pemerkosaan berat. Kasus ini terjadi beberapa waktu lalu, saat Taeil diduga memperkosa wanita mabuk. 

Teil juga diyakini tidak sendirian, ia melakukan pekerjaan ini bersama dua temannya yang terhubung dengan non-selebriti. Informasi terakhir yang menyebutkan korban adalah warga asing, menepis rumor yang beredar bahwa korban adalah laki-laki.

Kejahatan Taeil menurut hukum Korea disebut “Pemerkosaan Luar Biasa”. Yang dimaksud dengan “luar biasa” adalah peristiwa yang dianggap penting karena berdampak pada banyak orang. Sedangkan kata “dekat” merujuk pada keadaan korban tidak sadarkan diri atau tidak berdaya pada saat kejahatan terjadi. Berdasarkan hukum internasional, tindakan ini sangat mirip dengan kejahatan pemerkosaan berat.

Kasus ini diserahkan ke Kantor Kejaksaan Pusat Seoul setelah penyelidikan awal oleh polisi Bangbae. Sejauh ini, Taeil belum dipanggil untuk mengikuti audisi. 

Banyak penggemar yang berspekulasi mungkin Taeil dan kawan-kawan mengira bisa lolos dari hukuman karena korbannya adalah orang asing. Namun, kasus pemerkosaan yang serius merupakan pelanggaran hukum yang serius.

Jika Taeil terbukti bersalah atas tuduhan tersebut, dia bisa menghadapi hukuman tujuh tahun penjara. Sejauh ini, SM Entertainment belum merilis rincian apapun mengenai masalah tersebut, hanya menyatakan bahwa “masalah tersebut masih dalam penyelidikan”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *