KSAL Muhammad Ali Beberkan 5 Strategi untuk Hadapi Perang Hibrida di Era Modern

JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan salah satu tantangan saat ini adalah ancaman perang hibrida yang mencakup kekuatan militer, politik, ekonomi, informasi, dan nonmiliter lainnya. .

Kasal menegaskan, perang hibrida di era modern dapat menimbulkan kekacauan, mempengaruhi opini publik, dan merugikan stabilitas keamanan suatu negara atau wilayah.

Hal itu diungkapkan KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali saat meresmikan Seminar Penutup Seskoal TA ke-61 Perwira Mahasiswa Pendidikan Reguler (Pasis) (Dikreg). Tahun 2023 akan dilaksanakan pada Senin 23 Oktober 2023 di Auditorium Gedung Yos Soedarso, Markas Komando (Mako) Seskol, Sipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

“Dalam skenario ini, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan dan upaya strategis untuk melindungi bangsa dari ancaman hybrid yang semakin canggih di era modern,” kata KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali.

Cassels juga menambahkan bahwa mitigasi ancaman hibrida memerlukan pendekatan komprehensif untuk memitigasinya.

Cassels saat itu menegaskan, ada lima poin penting yang perlu diperhatikan dalam mengantisipasi ancaman perang hibrida di era modern.

Pertama, meningkatkan pengembangan dan penggunaan teknologi komunikasi informasi di bidang keamanan dan pengawasan; kedua, keamanan siber; ketiga, kerja sama intelijen; keempat, pengembangan kebijakan dan strategi adaptif; dan kelima, koherensi dan koordinasi dengan pembuat kebijakan dan keamanan sipil. kekuatan,” katanya. disebutkan. Laksamana TNI Muhammad Ali.

Sekadar informasi, topik “Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Melawan Ancaman Hybrid dalam Rangka Penegakan Kepentingan Nasional di Laut” disampaikan kepada mahasiswa perwira pada seminar akhir.

Acara tersebut diikuti oleh 117 penumpang Dicraig Seskol Kelas 61 yang meliputi 100 penumpang TNI AL, 2 penumpang TNI AU 2, 2 penumpang TNI AU 2, 4 Polar Pacis dan 9 penumpang negara sahabat dari Amerika, Australia dan Arab Saudi. Singapura, Malaysia, India, Sri Lanka, Pakistan, dan Filipina.

Sejumlah pejabat penting antara lain Mayjen TNI (Magen) Dodunias Pakles yang mewakili Deputi Operasi Keamanan Siber dan Kriptografi, Kepala BSSN, Asisten Kepala Staf, Mayjen TNI Marr turut serta dalam seminar tersebut sebagai pembicara. Suf Yanu Hardani, Kakordos Seskol Laksamana Pertama (Lakshma) TNI Judijanto, Inspektur Militer dan Pendidik Susaningtyas Nefo Handyani Kertapati dan Pendidik Teknologi Informasi Ir. Onno V.Purbo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *