Labuan Bajo – Untuk mendukung pengembangan investasi berkelanjutan di sektor pariwisata, Kementerian Investasi/Dewan Koordinasi Penanaman Modal menyelenggarakan Forum Investasi Pariwisata Berkelanjutan (STIF) 2024 dengan tema “Berinvestasi pada Pariwisata Berkelanjutan: Tantangan dan Peluang”. Indonesia”. Forum tersebut digelar dalam format hybrid di Hotel La Prima Labuan Bajo pada Selasa (21/05/2024) pagi, dihadiri oleh calon investor dari dalam dan luar negeri, perwakilan dunia usaha, dan asosiasi perdagangan terkait. Badan Penanaman Modal, serta Kementerian/Lembaga terkait.
Saribua Siyahan, S. S.O.S., M.H., MM. Dalam sambutannya, Direktur Pembangunan Regional Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru dan Pasifik, KemanInvest/BKPM, mengatakan pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan investasi berkelanjutan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan pariwisata. Ini adalah investasi.
“Indonesia merupakan salah satu negara yang dicari investor meski di masa pandemi. Meskipun terjadi krisis global, namun menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Situasi ini tidak lain hanyalah kemudahan dan dampak langsung dari investasi spesifik yang disiapkan pemerintah. Kebijakan tidak boleh terlalu bergantung mengenai situasi global untuk menjamin pembangunan berkelanjutan ekosistem investasi yang mendukung investor di Indonesia, ujarnya seraya menambahkan bahwa pariwisata merupakan pintu masuk utama bagi kita untuk menunjukkan kekuatan dan potensi negara kita.
Dalam forum ini Frans Teguh, Plt. Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menjelaskan, pemangku kepentingan Labuan Bajo bersatu untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo Flores dan memastikan penerapan pariwisata berkelanjutan dalam pariwisata konten sambil menjajaki peluang investasi. Transformasi Labuan Bajo Flores menjadi destinasi berkelanjutan melalui koordinasi dan kolaborasi.
“Pariwisata berkelanjutan merupakan konsep perjalanan yang memberikan dampak terhadap kelestarian lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi bagi masyarakat lokal dan wisatawan di masa kini dan masa depan. Labuan Bajo memiliki visi yang sama bagi seluruh pemangku kepentingannya, yaitu memposisikan Labuan Bajo sebagai tempat yang tinggi dalam upaya tersebut mencakup pengembangan sumber daya manusia dan kontribusi masyarakat lokal, perencanaan dan pengelolaan fasilitas, penerapan prinsip, metrik dan indikator pariwisata berkelanjutan, diversifikasi produk, pengelolaan pengunjung, lokal. Termasuk menyediakan produk makanan dan meningkatkan kualitas, kebersihan, keamanan dan kenyamanan selama perjalanan, kata Fransiskus.
Lebih lanjut, dari sisi investasi, Parapur yang sedang dibangun oleh BPOLBF Perancis telah mengumumkan peluang pengembangan dan investasi di kawasan destinasi baru tersebut. Dijelaskannya, saat ini banyak investor yang berminat berinvestasi di Parapur dan BPOLBF membuka peluang kerja sama dengan investor asing, nasional, dan lokal untuk mengembangkan sektor pariwisata berkelanjutan dan budaya.
“Ada dua investor yang berminat berinvestasi di Parapuar, yaitu Eiger Indonesia dan Dusit International mulai Januari 2024. Ketertarikan kedua investor ini diungkapkan sebagai perusahaan patungan Dusit International yang akan mengembangkan Eiger Café A US. Total investasinya US$15 juta. , dengan rencana hotel senilai US$1,6 juta untuk membangun zona pariwisata untuk mendukung prinsip perlindungan lingkungan.
Sekadar informasi, melalui kegiatan ini Kementerian Investasi/BKPM berupaya menciptakan kesamaan pemahaman dengan pemangku kepentingan dan pemerintah daerah untuk melaksanakan investasi berkelanjutan di sektor pariwisata serta mengembangkan peluang investasi di sektor pariwisata. Program Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo memberikan informasi mengenai kebijakan terkini di bidang investasi, memberikan saluran bagi calon investor untuk berinteraksi dengan pemangku kepentingan. Dengan demikian diharapkan dapat merangsang minat investasi di industri pariwisata khususnya di Labuan Bajo.