Langkah Berani Khadija Omar, Akan Tampil dengan Burkini di Panggung Miss Universe

Titik Kumpul – Finalis Miss Universe 2024, Khadijah Omar dengan bangga mengumumkan dirinya akan mengenakan baju renang atau burkini dan baju renang pada kontes Miss Universe 2024 pada 8 Oktober 2024.

Burkini adalah pakaian renang yang dirancang oleh Aheda Zanetti, seorang warga Lebanon-Australia, berdasarkan gaya burqa. Desain burkini menutupi bagian tubuh yang dianggap normal dalam Islam, namun tetap ringan dan nyaman sehingga cocok untuk berenang.

Busana ini dianggap sebagai solusi terbaik bagi para muslimah yang ingin berenang tanpa merasa risih dengan cara berenangnya.

Dalam video tersebut, Khadijah mengenakan burkini top-down berwarna hitam yang dipadukan dengan sepatu hak tinggi berwarna perak. 

Namun komentar Khadijah dalam video tersebut membuat banyak orang terkesan. Komentar tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak menyukai apa yang dikenakan Khadijah. Judulnya berbunyi: “Jika Anda tahu bahwa bagian renang yang Anda ikuti tidak sesuai dengan keyakinan hijab Anda, Anda dapat memilih untuk tidak berkompetisi. Tampaknya tidak pantas dan tidak perlu tampil di bagian renang tanpa baju renang,” tulisnya. di Instagram.

Dengan membaca ini, Khadijah memahami dan merespons isu-isu terkini, namun penting untuk dipahami bahwa non-diskriminasi berarti menghormati keberagaman dalam segala bentuknya. Sebagai seorang perempuan berhijab, ia mengikuti sesi renang dengan mengenakan burkini yang didesain untuk tetap sopan namun tetap menjaga daya tarik kompetitif. Hal ini bukan untuk menghindari hukum, namun untuk menunjukkan bahwa perempuan berhijab bisa tampil percaya diri dan cantik tanpa harus melepaskan keyakinannya.

Ia berkata, “Kami berbeda di situs seperti ini yang memberikan ruang bagi perempuan dari budaya, budaya, dan agama yang berbeda. Membandingkannya dengan pakaian santai pada bagian pakaian malam sebenarnya kurang tepat, karena burkini berfungsi sebagai pakaian renang jika mempertimbangkan nilai kesopanan. Retorika seperti itu menjadikan kompetisi lebih mencerminkan dunia nyata, di mana masyarakat memiliki nilai dan kebiasaan yang berbeda-beda, tambahnya.

Oleh karena itu, baik dan buruk muncul dalam kolom pikiran. Ada pujian dan dukungan, ada cibiran dan tanggapan negatif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *