BY Yogyakarta, Titik Kumpul – Dalam beberapa tahun terakhir, dunia kesehatan menghadapi tantangan besar terkait dengan meningkatnya jumlah kasus gagal ginjal, diabetes, dan obesitas. Ketiga kondisi ini menjadi sorotan karena dampaknya yang signifikan terhadap kesehatan individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Data Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan bahwa prevalensi ketiga penyakit ini meningkat tidak hanya di negara maju, tetapi juga di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga mengakibatkan penumpukan limbah dan cairan di dalam tubuh. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, kasus penyakit ginjal kronis terus meningkat setiap tahunnya.
Diabetes, khususnya diabetes tipe 2, juga menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakannya secara efektif.
Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di seluruh dunia diperkirakan lebih dari 537 juta orang pada tahun 2021 dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat. Di Indonesia sendiri, diabetes menjadi penyebab kematian utama.
Obesitas merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami kelebihan berat badan yang dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, antara lain penyakit jantung, stroke, diabetes bahkan kanker. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pada tahun 2022, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa akan mengalami kelebihan berat badan, dan dari jumlah tersebut, lebih dari 650 juta orang akan diklasifikasikan sebagai obesitas. Inisiatif untuk mengatasi krisis kesehatan
Dengan meningkatnya kasus gagal ginjal, diabetes, dan obesitas yang terjadi di berbagai daerah, termasuk Gunungkidulu, daerah Istimewa Yogyakarta, Alan Efendhi merasa khawatir. Merasa terharu dengan situasi yang tidak menyenangkan tersebut, pria Gunungkidul ini mengambil langkah nyata memberikan solusi melalui inovasi minuman sehat yang tidak hanya mengedepankan kesehatan tetapi juga memperkuat masyarakat di sekitarnya.
Sebagai warga lokal, Alan sangat memahami pentingnya tetap menjaga kesehatan meski perubahan gaya hidup semakin tidak sehat. Dengan pemikiran tersebut, ia mendirikan perusahaan bernama Rasane Vera yang fokus memproduksi minuman sehat berbahan dasar lidah buaya atau aloe vera.
Produk andalan Rasane Vera adalah Liquid Aloe, minuman segar yang dibuat dengan pemanis alami yang diekstrak dari daun stevia sehingga tidak hanya menyehatkan tapi juga nikmat.
Salah satu keunikan inisiatif Alan adalah keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam budidaya lidah buaya. Ia yakin, kerja sama dengan petani lokal akan membawa dua manfaat: di satu sisi masyarakat bisa mendapat tambahan penghasilan, dan di sisi lain Alan bisa menjamin pasokan bahan baku berkualitas untuk produksinya.
Sejak mendirikan Rasane Vera pada tahun 2018, Alan telah menarik lebih dari 125 petani yang memenuhi syarat. Para petani ini tersebar di berbagai wilayah seperti Kabupaten Gunung Kidul, Klaten, Bantul, dan Sleman.
Melalui program pemberdayaan ini, Alan tidak hanya memberikan pelatihan cara menanam lidah buaya yang benar, tetapi juga membantu petani mengembangkan keterampilan kewirausahaan. Mereka yang berpengalaman dalam budidaya dan produksi lidah buaya disarankan untuk menjalankan sendiri bisnis minuman kesehatan ini untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Rasane Vera saat ini mampu memproduksi hingga 350 botol Liquid Aloe setiap harinya. Produk ini tidak hanya diminati warga lokal saja, namun juga mulai merambah pasar lebih luas. Alan Efendhi optimis dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat, lidah buaya cair akan semakin diterima sebagai alternatif minuman kesehatan yang bergizi dan alami.
Inisiatif Alan Efendhi melalui Rasane Vera tidak hanya berkisar pada pembuatan minuman sehat namun juga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan melibatkan petani lokal, hal ini berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi daerah dan sekaligus mendorong gaya hidup sehat. Tak heran jika Alan Efendhi akhirnya mendapatkan Penghargaan Satu Indonesia pada tahun 2023.