Lebih dari Sekadar Uang Jajan: Kisah Menyentuh Hati di Balik Rp2000 Milik Betrand Peto

Jakarta, Titik Kumpul – Betrand Putra Onsu alias Ono merupakan penyanyi remaja yang menyita perhatian banyak orang. Tentu saja popularitasnya sebagai penyanyi berdampak pada penghasilannya yang luar biasa. Namun, sebelum menjadi penyanyi sukses seperti sekarang ini, ia juga memiliki masa kecil yang malang seperti anak lainnya.

Ia harus bekerja dengan menjual roti panggang dan ikan untuk mendapatkan penghasilan hanya 2 ribu.

Jadi kalau dapat Rp 2.000, susah minta maaf. Mengutip tayangan YouTube, katanya, ‘Kalau mau dapat Rp 2.000, saya harus jualan bakpaw dan ikan.’

Anak angkat Ruben dan Sarvend ini mengungkapkan, mereka berjualan bakpaw mulai pukul 12 siang hingga pukul 15.00. Setelah itu ia melanjutkan usaha ikannya.

“Setelah menjual sandal, kami pergi ke tempat penjualan ikan, “Paman, aku akan menjual ikan kepadamu, jika kamu menjualnya, kamu akan mendapat uang.” Kalau kamu membawa 150 ikan, dapat 140. Ini Beli 10 Dapatkan 1 Gratis. “Pada akhirnya, setelah menjual Rs. 150.000, Anda mendapatkan Rs. 20.000,” katanya.

Onyo, sapaan akrabnya, mengaku harus berjalan kaki sekitar 4 kilometer ke sekolah jika tidak mendapat uang Rp 2.000. Dia juga mau tidak mau menahan diri untuk tidak makan siang di sekolah. 

“Misalnya kalau tidak jualan bakpaw, tidak dapat Rp 2.000. Kalau tidak dapat Rp 2.000, tidak mau berangkat sekolah dari rumah yang jaraknya sekitar 4 km. Rp 2.000, 1.000 untuk angkutan umum, hemat seribu untuk makan siang. 

Pria kelahiran 2005 ini mengungkapkan bahwa uang kertas tahun 2000 ini adalah kenangannya sendiri. Salah satunya ketika ia harus menahan diri untuk tidak membeli Gundu untuk bermain bersama teman-temannya.

“Harganya 2.000 rupee untuk beli pot, 10.000 rupee untuk 8 bibit dalam satu pot bunga, lalu saya hanya punya 2.000 rupee, saya beli gundu untuk dimainkan bersama teman-teman. Harga 15 gundus adalah Rp 2 ribu. Dari SD saya diberi tugas untuk membeli piring dan jika tidak berhasil saya bisa lulus ujian.  Saya tidak mau menjual bakpau tersebut hingga akhirnya saya membeli pot bunga setelah mengumpulkan Rp 10.000 dalam waktu sekitar 5 hari. “Kemudian saya diberi gundu gratis oleh teman-teman saya,” kenangnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *