JAKARTA, Titik Kumpul – Kasus pelecehan seksual terhadap I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung terus menyita perhatian publik. Sejauh ini sudah dilaporkan 15 korban, dua di antaranya adalah anak-anak.
Polda Nusa Tenggara Barat menetapkan Agus Buntung sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Menurut pengakuan korban, Agus Buntung menggunakan akal-akalan untuk mengelabui korban agar melakukan aksi kejahatan di homestay tersebut.
Terkait permasalahan tersebut, bintang tamu podcast Didi Corbusier, Komisi Disabilitas mengungkapkan, korban yang dibawa pulang oleh Agus Buntung dalam keadaan sadar. Namun mereka diancam oleh Agus Buntung sehingga tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti imbauan pria lumpuh tersebut.
“Teman-teman yang lain tahu pasti, tapi pelaku terjebak dalam situasi di mana dia yakin dirinya adalah orang yang ‘pintar’. Kedua, kalau tidak, dia akan diancam di rumah,” ujarnya. Siaran YouTube Ded Corbusier.
Komisi Penyandang Disabilitas yang saat ini mendampingi korban Agus Buntung juga mengatakan, ketakutan korban adalah korban akan menikah dengan Agus Buntung. Menurut adat Lombok, laki-laki dan perempuan dihukum karena menikah bersama pada malam hari.
“Beberapa korban percaya, bahkan salah satu korban membawa jimat, jadi dia mengikutinya. Kedua, banyak korban yang bisa dicuri dari pernikahannya di awal, di Lombok sering terjadi, karena tidak mau. Di Lombok – masyarakat, mereka mengikuti, misalnya laki-laki. “Laki-laki lewat jam 10 dia ke tempat perempuan, hukumannya nikah,” jelasnya.
Namun jika cara tersebut tidak berhasil, Agus Buntung mengancam korban dengan membeberkan rasa malunya kepada orang tua korban.
“Jika tidak berhasil, dia akhirnya akan menggunakan rahasiamu dan aku akan memberitahu mereka. Ada orang yang sangat takut orang tuanya mengetahui rahasianya, “Aku akan mencari tahu dari orang tuamu, aku akan memberitahu mereka. Kalau kamu seperti itu, ya.”
Komisi Disabilitas juga mengatakan para korban sendiri tidak mengetahui dirinya akan dibawa ke hotel terlebih dahulu. Agus Buntung sendiri menipu korban dengan meminta agar korban dibawa pulang atau ke rumah temannya.
“Orang-orang ini tidak tahu bahwa mereka diundang ke hotel. “Bawa saya pulang” Kalau korban lain membawa mereka ke rumah saya, mereka membawanya ke rumah teman saya, tetapi mereka harus mengubah arah, tetapi pria ini tidak melakukannya. Ia mengetahui dirinya datang kesini dan sampai di kediamannya. Ada beberapa korban yang paham bahwa mereka melarikan diri, namun setelah itu banyak juga korban yang digunakan kembali.