Liga 1 Ditunda karena Piala Asia U-23, Bos Persebaya: Bang Erick Thohir Sedang Semangat

VIVA – Keputusan PSSI yang menunda sementara Liga 1 musim 2023/2024 ke pekan ke-31 mendapat reaksi beragam. Bos Persebaya Surabaya Azrul Ananda menilai keputusan tersebut dinilai CEO PSSI Erick Thohir kini serius dan antusias membawa timnas Indonesia ke level yang belum pernah diraih sebelumnya.

Keputusan untuk menunda sementara kompetisi Liga Utama dengan menyisakan empat pertandingan bagi masing-masing klub, dilakukan karena sejumlah pemain dari klub Liga Utama dipanggil untuk memperkuat timnas U-23.

Pelatnas akan dimulai pada 1 hingga 11 April 2024, sebagai persiapan Piala Asia U-23 yang digelar 15 April hingga 3 Mei 2023 di Qatar.

Sementara itu, klub juga membutuhkan pemain inti yang dipanggil timnas untuk bertahan di sisa musim League One. Ada klub-klub yang berjuang untuk lolos ke empat besar, memperbaiki peringkatnya, dan yang terpenting, berjuang untuk keluar dari zona degradasi.

“Sekarang kami merasa memiliki timnas yang penuh semangat dan semakin membaik secara bertahap,” kata Azrul.

Lebih lanjut, Azrul mengungkapkan, baik Erick Thohir maupun STY mendapat tekanan untuk meningkatkan performa timnas.

“Di bulan Ramadhan ini, semua orang berada di bawah tekanan. Bang Erick antusias, serius dan membawa timnas kita ke level yang belum pernah dicapai sebelumnya. Saya selalu bilang, punya klub sepak bola itu seperti menjadi departemen atau pelayanan kebahagiaan masyarakat. Jadi, “Saudara Erick itu seperti kepala pelayanan kebahagiaan masyarakat di seluruh Indonesia. Bang Erick mendapat tekanan untuk memberikan yang terbaik bagi komunitas sepak bola Indonesia.”

“STY juga berada dalam tekanan untuk tampil maksimal. Ia mungkin mendapat tekanan untuk mempertahankan pekerjaannya dengan tujuan yang mungkin sudah dibahas di PSSI. Tekanan tersebut ditransfer ke seluruh level di bawahnya, termasuk para pemain. Dalam hal ini, konteks yang mendapat tekanan mungkin bukan hanya STY saja. Faktanya, Badan Timnas mungkin lebih mendapat tekanan dibandingkan STY.

Hal ini dinilai wajar mengingat program Piala Asia U-23 2024 tidak masuk dalam kalender FIFA dan klub-klub berada dalam tekanan pada pekan-pekan penting musim ini.

Pasalnya, banyak sekali pemain yang belum dilepas klub untuk pemusatan latihan pada 1-11 April 2024. Setahu saya, hingga 30 Maret, pihak klub belum melepas 21 pemain. Hanya sembilan orang yang akan pergi. Ada yang terang-terangan mengirimkan surat. Percakapan dilakukan melalui pesan teks atau telepon.

Untuk itu, pengambil kebijakan harus mengambil langkah rasional. Entah harus mengorbankan prestasi timnas, atau kompetisi liga yang berdampak pada jadwal yang kacau, atau bahkan masalah finansial yang mungkin akan semakin parah.

“Keberhasilan timnas sepak bola Indonesia bukan merupakan keadaan darurat nasional, namun mungkin masih bisa digolongkan sebagai kepentingan nasional. Dalam konteks ini, menyukseskan liga sepak bola Indonesia juga menjadi kepentingan nasional. Karena semuanya, mulai dari PSSI hingga semua klub, adalah bagian kebahagiaan masyarakat, khususnya insan sepak bola, di seluruh tanah air.”

Untuk itu, Azrul menilai penundaan kompetisi Liga 1 demi tim Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 2024 merupakan ujian untuk memperbaiki keadaan.

“Untuk sembuh, semua orang pasti menghadapi ujian. Kini kita kembali dihadapkan pada ujian akal sehat (kewarasan?) terhadap sepak bola Indonesia. Dari tingkat atas, semua orang yang terlibat dalam permainan, hingga orang-orangnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *