JAKARTA – Makanan yang dikonsumsi sehari-hari seringkali meninggalkan sampah sehingga Indonesia menjadi salah satu penghasil sampah makanan terbesar di dunia.
Setidaknya Indonesia menghasilkan hingga 20,93 juta ton sampah makanan setiap tahunnya. Menurut Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), negara ini diperkirakan akan mengalami kerugian hingga Rp 213 triliun per tahun mulai tahun 2022 akibat sampah makanan. Scroll untuk mengetahui detail selengkapnya, yuk!
Penyumbang terbesar produksi sampah makanan berasal dari restoran, industri makanan, sektor perhotelan dan yang terpenting, sampah makanan domestik atau rumah tangga.
Dalam rangka memperingati Hari Gastronomi Berkelanjutan tahun 2024, masyarakat Indonesia diajak untuk lebih mengelola sampah makanan rumah tangga. Daripada hanya membuangnya ke tempat sampah, ada berbagai cara yang bisa dilakukan, seperti pembuatan biopori di setiap rumah.
“Kita benar-benar perlu bekerja sama dengan komunitas lain, terutama komunitas lingkungan hidup, untuk menangani sampah. Jadi sekarang ada biopori dan ada juga ecoenzyme. Dengan demikian, sisa makanan bisa didaur ulang, bisa dijadikan pupuk. , bahan makanan lain malah dikonsumsi lagi,” kata Ria Musiawan, Ketua Umum Komunitas Gastronomi Indonesia, saat diskusi media dengan topik “Gastronomi Indonesia Cerdas dan Berkelanjutan” pada Selasa, 18 Juni 2024, di Jakarta.
Banyaknya sisa makanan rumah tangga juga pasti berasal dari manusia. Agar tidak menyisakan sisa makanan hingga keesokan harinya, para ibu rumah tangga disarankan untuk menyiapkan makanan yang dijamin siap pada hari itu juga.
Selain itu, menyiapkan makanan sendiri di rumah dapat mengurangi sampah makanan dibandingkan membeli dari luar atau online. Pasalnya, makanan yang dibeli di pinggir jalan juga menimbulkan sampah dari kemasan plastik, kotak makanan, bahkan dari kurir yang mengantarkannya.
“Di rumah, usahakan segera memakan makanan yang disiapkan hari itu. Misalnya sampah makanan di rumah dua kali lipatnya kalau dimasak sendiri, apalagi beli di pinggir jalan,” jelas Ria.
Indonesia Gastronomi Society (IGC) meluncurkan gastronomi Indonesia yang bijaksana dan berkelanjutan pada tahun 2024 pada Hari Gastronomi Berkelanjutan. Gastronomi berkelanjutan merupakan pendekatan pengolahan dan pelayanan pangan yang mengutamakan dan mendorong penggunaan bahan pangan ramah lingkungan serta mendukung kesejahteraan petani lokal. dan melestarikan keanekaragaman hayati.
Hal ini mencakup pemilihan bahan makanan yang diproduksi secara etis, mengurangi limbah makanan, dan memperhatikan jejak karbon mulai dari produksi hingga konsumsi. Mengintegrasikan konsep ini ke dalam budaya gastronomi Indonesia dapat mencapai beberapa tujuan ketahanan dan kedaulatan pangan.