Titik Kumpul Lifestyle – Merek tas lokal Nubuk Bag kembali menonjol di industri fashion Tanah Air menjelang Idul Fitri 1445 H/2024.
Bagaimana tidak, mereka baru saja merilis koleksi baru bernama Essentials Eid Collection yang merupakan hasil kolaborasi tas Nubuk dan Indy Ratna.
Indy Ratna sendiri merupakan salah satu ikon Generasi Z asal Kota Bandung yang mulai tenar berkat aktingnya di acara Journalrisa. Yuk lanjutkan membaca artikel selengkapnya di bawah ini.
Dalam acara hiburan horor tersebut, wanita kelahiran 23 Januari 2021 ini diketahui menjadi anggota terakhir.
Kolaborasi yang memadukan konsep tas Nubuk dan Indy Ratna ini akhirnya dirilis pekan lalu di butik House of Majik, Kota Bandung.
Pertemuan mereka menghasilkan dua produk, Ivy dan Marry, yang masing-masing memiliki fitur penting.
Kedua produk tersebut dirilis dalam jumlah terbatas, sekitar 300, yang dipastikan Nubuk Bag tidak akan diproduksi lagi untuk menekankan pentingnya kolaborasi khusus tersebut.
Bagaimana tas Nubuck dan Indy Ratna pertama kali bertemu? Lantas, bagaimana mereka akhirnya bisa bekerja sama dan menghasilkan produk inovatif?
1. Lima bulan kerjasama dan pertukaran ide
Ayala Moghfira, pendiri dan CEO Nubuck Bag, mengatakan hubungan merek dengan Indy sebenarnya sudah terjalin sejak Oktober 2023.
Setelah lima bulan bekerja sama dan bertukar pikiran, akhirnya mereka memutuskan untuk meluncurkan kedua produk gabungan tersebut.
Lima bulan sepertinya merupakan waktu yang cukup bagi kedua belah pihak untuk menggarap produk bersama ini.
Ayala perlu memastikan bahwa produk yang dirilis menjelang Idul Fitri tidak terlalu bertema hari raya karena akan menghambat pengguna dalam berekspresi.
Dalam siaran pers yang diterima Senin, 25 Maret, Ayala mengatakan, “Kami meluangkan waktu untuk memasukkan semua yang kami inginkan ke dalam desain. Kami tidak ingin desain ini digunakan hanya untuk libur lebaran saja, tapi untuk waktu yang lama.” , 2024.
Produk gabungan ini pasti tidak akan mengubah DNA tas nubuck. Mereka tetap berpegang pada standar gaya, tanpa mengorbankan performa.
2. Ciri-ciri ivy dan perkawinan serta pesona tas yang mendukung nilai-nilai penting
Operasi selama lima bulan tersebut terbayar dengan diperkenalkannya dua produk bernama Ivy dan Marry dalam tiga warna yang menjadi tone warna tas nubuck: hitam, off-white dan coklat. Ivy sendiri berharga 249.000 Toman
Sedangkan produk kedua adalah Marry yang diproduksi dengan sentuhan permanen dan dibanderol dengan harga 289.000 Toman.
Pernikahan sendiri mempunyai warna lain yaitu coklat.
Sering ditawarkan tas nubuck, warna ini melekat pada kepribadian Indy.
Guna menekankan pentingnya barang kebutuhan pokok, peluncuran kedua produk ini dibarengi dengan pengenalan dua buah tas berbentuk tabung kecil yang berguna untuk menyimpan lipstik atau parfum, serta sebuah dompet kecil dengan cermin di dalamnya. .
“Sebagai seorang gadis, kamu sering bertepuk tangan untuk memastikan kamu tetap di sana,” kata Ayala. “Dengan hiasan tas ini kita tidak perlu membuka bagian utama tas dan kesulitan mencari lipstik atau bercermin,” kata Ayala.
Setiap kantong terapi dijual dengan harga Rp 45.000, harga yang masuk akal mengingat manfaatnya yang luar biasa.
“Kami rasa harga dan apa yang Anda dapatkan dari produk ini sepadan,” ujarnya.
3. Rangkaian kolaborasi dan rebranding tas nubuck
Indy sebenarnya merupakan karyawan Nubuk Bag pertama yang buka pada tahun 2024.
Meski demikian, Ayala memastikan kedepannya akan ada sederet mitra yang akan menggairahkan industri tas lokal di Indonesia.
“Kami akan melakukan banyak kolaborasi dan tahun ini kami mengganti nama Nubuck,” kata Ayala.
Di sisi lain, ia juga memastikan tas nubuck akan membuka pintu bagi Indy jika ingin mengulangi kolaborasi dengan merek berbeda di kemudian hari.
Ia berharap melalui berbagai kolaborasi dan upaya rebranding, Nubok dapat berkembang dan memiliki komunitas dengan lapangan pekerjaan yang baik.
Alaia mengatakan, ingatlah bahwa nubuck sudah berusia 7 tahun – usia yang matang untuk mengembangkan produk lokal.
4. Indy punya waktu untuk melakukan penelitian
Di sisi lain, Indy turut senang dengan Ivy dan Mary yang akhirnya dikenalkan ke publik.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam desain produk ini adalah pada bagian tas yang mengedepankan hal-hal penting tanpa mengabaikan kualitas gaya.
Indy berharap produk tas nubuck yang ia ciptakan dapat diterima masyarakat luas.
Sebab, tidak hanya bisa digunakan dalam berbagai situasi, tapi juga memenuhi kebutuhan nyata perempuan.
Harapan bukan sekedar keyakinan. Apalagi, Indy sebenarnya belum banyak melakukan riset untuk mengembangkan produk bersama agar mendapat respon publik.
Hasilnya memuaskan, karena minat masyarakat terhadap produk lebih dari yang diharapkan.
“Saya akan mulai dengan mengetahui jalan keluarnya. Apalagi produknya terbatas, jadi strateginya harus tepat,” kata Indy.
Indy berharap kedepannya ia dan Nubuck Bag dapat terus bersinergi dan menciptakan produk-produk yang lebih sukses untuk menghidupkan kembali pasar tas di Indonesia.
Kalau reaksinya bagus, apa salahnya meneruskan kerja sama ini? Dia berkata.