Lin Yu-ting Hengkang dari Kompetisi Tinju Dunia Terkait Masalah Gender

Jakarta, Titik Kumpul – Lin Yu-ting, petinju ternama asal Taiwan, harus mengundurkan diri dari turnamen tinju internasional di Inggris setelah diperiksa pihak penyelenggara. 

Lin, mantan peraih medali emas Olimpiade Paris 2024, dijadwalkan berlaga di Final Piala Tinju Dunia di Sheffield. Namun, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan setelah menghadapi masalah tersebut.

Turnamen ini diselenggarakan oleh World Boxing, sebuah badan tinju internasional yang baru dibentuk pada tahun 2023. Badan ini masih dalam proses menyusun aturan dan kebijakan, termasuk yang didasarkan pada kemampuan pria dan wanita. 

Sebelum pertandingan dimulai, Tinju Dunia Taiwan meminta untuk menyerahkan dokumen dan informasi medis tentang Lin.

Menurut Administrasi Olahraga Taiwan, Lin memenuhi semua persyaratan untuk berkompetisi sebagai wanita. Hal itu dibuktikannya pada Olimpiade Paris, di mana ia mampu meraih emas di kategori tinju putri. 

Namun Tinju Dunia tidak memiliki aturan yang jelas seperti yang ditetapkan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC). Selain itu, mereka tidak memiliki prosedur untuk memverifikasi informasi medis para pemain, yang menjadi perhatian tim Taiwan.

Lin memang bersedia menjalani tes kesehatan langsung di Inggris untuk memastikan kebugarannya. Namun, Tinju Dunia tidak menerima tawaran tersebut. 

Alhasil, para pelatih dan ofisial olah raga Taiwan memutuskan untuk menarik Lin dari kompetisi tersebut agar ia tidak mendapat masalah lagi.

“Dia perempuan, dia sudah memenuhi semua syarat yang diperlukan, dan kemampuannya bersaing juga sudah dipastikan. “Tetapi kami tidak ingin menyakitinya lagi,” kata Administrasi Olahraga Taiwan.

Lin dan petinju Aljazair Imane Khelif mengalami masalah serupa pada kejuaraan dunia tahun lalu yang diselenggarakan oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA). 

Saat itu, Presiden IBA Umar Kremlev mengatakan, hasil “survei acak” menunjukkan semua orang.

Namun, IOC membela Lin dan Khelif dengan mengatakan mereka terlahir sebagai perempuan dan memiliki paspor yang sah untuk membuktikan identitas mereka. 

IOC juga menegaskan bahwa tidak ada bukti bahwa mereka adalah transgender. Lin kemudian diizinkan berkompetisi di Olimpiade Paris dan meraih medali emas yang mengharumkan nama Taiwan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *