Titik Kumpul Cara Hidup – Tujuan utama Rasulullah diutus ke bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia. Hal ini disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW:
“Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Makna penyempurnaan akhlak mulia adalah mengarahkan manusia kepada akhlak yang indah dan terpuji seperti adil, adil, amanah, sabar, dan saling memaafkan. Gulir untuk membaca artikel selengkapnya di bawah ini.
Seperti diketahui, manusia merupakan tempat dimana banyak kesalahan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Di sini Muhammad berperan sebagai Nabi. Oleh karena itu, tugas utama Nabi Muhammad SAW sebenarnya adalah menjadikan seluruh umat manusia di bumi masuk Islam, atau bahkan menguasai dunia, namun menyempurnakan rahmat dan akhlak alam semesta.
Utusan Akhir Zaman
Nabi Muhammad (damai dan berkah Allah besertanya) adalah Utusan Hari Akhir yang diutus Allah kepada seluruh umat manusia tanpa memandang suku dan bangsa.
Tugas Nabi Muhammad SAW hanyalah menyempurnakan akhlak manusia. Oleh karena itu, Rasulullah SAW diutus ke tengah-tengah umat pada masa Jahiliyyah.
Dalam laman Warta Mina Selasa 2 Maret 2024, moralitas dan perilaku masyarakat saat itu sangat biadab, penuh penyembahan berhala, mengagung-agungkan orang melalui orang lain, perbudakan, penuh kontradiksi pada hakikatnya. Raja.
Oleh karena itu, Allah menganugerahkan kepada Rasulullah (sallallahu alayhi wa sallam) akhlak (akhlak) yang luhur dan menjadi teladan terbaik bagi umatnya.
Sifat Nabi (saw), Allah berfirman dalam ayat:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ Artinya : “Dan sesungguhnya kamu mempunyai akhlak yang baik.” (Pena, 4).
Itu baik bagimu di dalam Utusan Tuhan
Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah itu adalah contoh yang baik bagi kamu (yakni) orang-orang yang berharap kepada Allah (rahmat) dan hari kiamat (hari kiamat) serta sering-seringlah mengingat Allah.” (Ahzab, 21).
Istri Nabi Aisyah (radiyallahu anha) sendiri mengatakan bahwa akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an. Oleh karena itu barangsiapa mau hidup di dunia sampai akhirat, maka ia akan baik dan selamat sebagaimana yang dikehendaki Allah.
Tidak ada jalan lain untuk kembali pada ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam kehidupan sehari-hari. Karena Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, dan dengan ketakwaan tersebut maka kehidupan di dunia akan baik dan aman sampai akhir nanti.
Firman Tuhan:
Alm. ذَلِكَ الْكِتَابُ لَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
Artinya: “Alif lam miim”. Tidak ada keraguan tentang buku ini (Quran); petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (Baqarah, 1-2)
Oleh karena itu, orang yang menuruti hawa nafsunya dan mengabaikan Al-Qur’an tidak akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Allah memperingatkan dalam ayat:
Dan dia berkata, قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا. قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَاَ وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُ نسَى. Dan
Artinya: “Barangsiapa yang tidak menaati peringatan-Ku, maka baginya kehidupan yang sempit, dan Aku akan mengumpulkannya dalam keadaan buta pada hari kiamat. Dia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau mempersatukanku dalam kebutaan padahal aku adalah orang yang bisa melihat?” Allah bersabda: “Tanda-tandaKu datang kepadamu seperti ini, kamu melupakannya, dan kamu melupakannya hari ini.” Demikianlah Kami memberi pahala kepada orang-orang yang ingkar dan kafir terhadap wahyu Tuhannya. Sesungguhnya siksa di akhirat lebih berat dan kekal. (Syah: 124-127).
Akhlak yang dicontohkan Rasulullah (sallallahu alaihi wa sallam) adalah menciptakan kedamaian, kebahagiaan dan kesejahteraan seluruh makhluk di dunia hingga akhirat.
Seperti yang Tuhan katakan:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Artinya: “Aku mengutus kepadamu Muhammad hanya sebagai rahmat bagi alam semesta.” (Anbiya, 107).
Dalam tafsirnya, Imam al-Tabari menjelaskan bahwa ayat tersebut tentang Nabi Muhammad SAW yang diutus sebagai rahmat bagi makhluk Tuhan. Padahal sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan kepada Nabi Muhammad (damai dan berkah Allah besertanya) untuk menyampaikan isinya kepada orang-orang yang beribadah kepada-Nya berupa hukum dan sila Tuhan Yang Maha Esa.