M Prakosa Jadi Sorotan, Teroris di MUI hingga KPK Telisik Formula E

VIVA – Kabar mantan Menteri Kehutanan Kabinet Gotong Royong Muhammed Prakosa menerima pencalonan duta besar Indonesia untuk Italia di era Jokowi menjadi sorotan dan menjadi berita utama di situs News and Trends VIVA pada Rabu, 17 November 2021. .

Dalam pemberitaan, M. Prakos yang merupakan anggota DPR dari Fraksi PDIP menjadi sorotan karena menolak penunjukan duta besar untuk Italia karena alasan pribadi dan keluarga pada masa kepemimpinan SBY.

Setelah itu, perhatian pembaca VIVA tertuju pada pemberitaan Kabag Propam Polri Irjen Ferdi Sambo yang mengancam seluruh aparat Polri agar tidak melanggar hukum dan tidak ada yang membela.

Berita utama VIVA lainnya adalah anggota TNI Angkatan Darat terluka setelah diserang oleh tiga pemuda di Jalan Cikutra, Bandung. Penganiayaan terjadi saat pihak yang terluka hendak menghentikan preman yang sedang melaju di lampu merah di kap mobilnya.

Dan yang tak kalah hebohnya adalah kabar terduga teroris yang ditangkap di Bekasi ini merupakan anggota Fatra MUI Pusat dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mulai mengusut biaya keterlibatan balapan Formula E yang digelar di Jakarta. .

Inilah yang baru:

1. Menolak Duta SBY, M. Prakosa kini menerimanya di era Jokowi.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berencana melantik 12 nama menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) di Istana Negara hari ini. Dari 12 nama tersebut, ada pula nama Muhamed Prakos, mantan Menteri Kehutanan pada Kabinet Gotong Royong.

Nama Prakos menjadi pusat perhatian karena kali ini ia menerima pencalonan sebagai Duta Besar Indonesia untuk Italia. Padahal, di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prakosa menolak menjadi duta besar untuk Italia.

Baca lebih lanjut di sini

2. Irjen Ferdy Sambo: Mengapa kinerja polisi yang buruk dipertahankan?

Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo mengancam seluruh aparat Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) agar tidak melanggar hukum atau melakukan perbuatan melawan hukum dalam menjalankan tugasnya. Menurut dia, jika pegawai Polri terbukti melanggar hukum, maka mereka akan dipecat tanpa ampun.

Memang, belakangan ini Polri tengah menjadi sorotan karena ulah anggotanya yang melakukan pelanggaran hingga viral di media sosial. Meski demikian, Sambo tidak memungkiri jumlah pelanggaran yang dilakukan pegawai Polri pada tahun 2021, baik dalam kasus disiplin, kode etik, maupun pelanggaran pidana, mengalami penurunan yang cukup signifikan, hampir mencapai 100 persen.

Baca lebih lanjut di sini

3. Berteriak “Saya Jangkrik”, 3 Pemuda Pukuli Anggota TNI di Bandung.

Seorang anggota TNI mengalami luka di bagian wajah usai diserang tiga pemuda di Jalan Cikutra, Desa Sukapada, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat.

Penganiayaan terjadi saat pihak yang terluka hendak menghentikan preman yang mengendarai kap mobilnya di lampu merah. Tiga pemuda kemudian memukuli tentara tersebut sambil berteriak: “Saya tidak takut pada aparat, saya salah satu jangkrik, apa yang kamu inginkan?”

Baca lebih lanjut di sini

4. Terduga teroris yang ditangkap di Bekasi ternyata anggota fatwa MUI.

Tim Densus 88 Anti Teror Polri menangkap tiga terduga teroris pada Selasa, 16 November 2021, di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Salah satu pelakunya ternyata adalah anggota Komisi Fatwa Indonesia Tengah. Majelis Ulama (MUI).

“Penangkapan tersangka terorisme dilakukan terhadap saudara AZ, AO, dan FAO,” kata Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan, pada Selasa, 17 November. 2021. .

Baca lebih lanjut di sini

5. KPK mendalami soal biaya ikut Formula E jauh lebih mahal di Jakarta

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengusut kasus korupsi verifikasi multipihak.

“Pihak-pihak yang kami duga mungkin mengetahui rencana pelaksanaannya, bagaimana pembiayaannya, lalu bagaimana penyetorannya, kami akan minta penjelasannya,” kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di kantornya di Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan. , Rabu 17 November 2021.

Baca lebih lanjut di sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *