Jakarta – Ternyata sebagian makhluk Tuhan tak heran dengan suara yang sangat keras dan dahsyat yang dihasilkan oleh tiupan terompet malaikat Israfil.
Atas izin Allah SWT, mereka sama sekali tidak terkejut ketika mendengar bunyi terompet kiamat yang begitu nyaring. Sebagian besar makhluk Tuhan biasanya akan terkejut mendengar suara terompet yang mengerikan itu.
Dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa seluruh penghuni langit dan bumi akan terkejut mendengar tipu daya ini, kecuali mereka yang dikehendaki Allah SWT. Pedang Tuhan:
“(Ingatlah) hari (ketika) terompet dibunyikan sehingga terkaget-kagetlah segala yang ada di langit dan yang ada di bumi, kecuali yang dikehendaki Allah. Semua akan datang ke hadapan-Nya dengan rendah hati.” (QS An-Naml : 87).
Lalu siapakah yang menghendaki Allah SWT agar ia tidak terkejut ketika mendengar bunyi terompet?
Tafsir Kementerian Agama dalam menafsirkan surat An-Naml ayat 87 menjelaskan bahwa yang tidak terkejut dengan bunyi terompet adalah malaikat Jibril, Mikhael, Israfil, Israel dan orang-orang yang beriman.
Lebih lanjut Tafsir ini juga menjelaskan gambaran peristiwa secara khusus pada ayat tersebut, yaitu mereka datang berbondong-bondong menghadap Allah SWT dengan penuh kerendahan hati.
Terompet dibunyikan dua kali, tiupan pertama menyebabkan kematian semua makhluk kecuali yang dikecualikan. Kemudian pada pukulan kedua, semua akan dibangkitkan dari kuburnya masing-masing, sebagaimana firman-Nya:
“Dan terompet dibunyikan, lalu matilah seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi, kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian terompet dibunyikan sekali lagi, dan seketika itu juga mereka bangkit (dari kuburnya) menantikan (keputusan Allah). ) .” (QS Az-Zumar : 68)
Angin kedua ini berarti angin kebangkitan, seperti dalam firman-Nya:
“Kemudian terompet dibunyikan, dan seketika itu juga mereka keluar dari kuburnya (hidup-hidup), menuju Tuhannya.” (QS Yasin : 51)
Peristiwa ini juga disebutkan dalam firman Allah: “(Yaitu) pada hari ketika mereka tergesa-gesa keluar dari kubur, seolah-olah mereka sedang menuju berhala (saat mereka masih di dunia), pandangan mereka tertunduk dan ditutupi dengan penghinaan. . Itu adalah hari yang terancam bagi mereka. (QS Al-Ma’arij: 43-44)