Marak Kejadian Perundungan, Kemenkes Lakukan Skrining Kesehatan Jiwa Pada Calon Dokter Spesialis

Viva Lifestyle – Kementerian Kesehatan (Kemnes) masih mendalami laporan dugaan perundungan di kalangan petugas kesehatan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada Juli hingga 1 Desember 2023, terdapat 216 laporan dugaan perundungan terhadap petugas kesehatan di saluran pemberitaan Kementerian Kesehatan. Jumlah ini bahkan terus meningkat hingga saat ini.

Dari jumlah tersebut, 109 diantaranya berasal dari RS vertikal dan 107 dilaporkan berasal dari RS daerah, fakultas kedokteran universitas, RS universitas dan lain-lain. Sekitar 62 persen insiden penindasan terjadi secara non-fisik dan non-verbal, dan 38 persen dari insiden tersebut merupakan penindasan verbal, fisik, dan dunia maya.

“Dari segi jumlah, terjadi peningkatan pelaporan,” kata Dr. Sati Nadia Tirmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, saat dihubungi VIVA, Selasa 16 April 2024.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan berupaya mempersiapkan peserta semaksimal mungkin selama menjalani masa pelatihan pada Program Pelatihan Dokter Spesialis (PPDS).

Kementerian Kesehatan melakukan skrining kesehatan jiwa terhadap calon dokter spesialis di 28 rumah sakit pendidikan vertikal. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 2.716 calon dokter spesialis yang mendiagnosis depresi. Dari jumlah tersebut, 1.977 orang mengalami gejala ringan, 486 orang mengalami depresi sedang, 178 orang mengalami depresi sedang dan berat, serta 75 orang mengalami depresi berat.

Tujuan dari pemeriksaan kesehatan mental ini adalah untuk menciptakan tenaga kesehatan yang lebih baik yang akan menyelamatkan lebih banyak pasien. Selain itu, terkait dengan laporan perundungan yang diterima Kementerian Kesehatan, guna mengetahui tekanan seperti apa yang sebenarnya dialami PPDS selama masa pelatihannya.

“Tujuannya tentu saja keselamatan pasien dan juga karena Kementerian Kesehatan masih menerima laporan adanya perundungan yang terjadi di rumah sakit vertikal. Makanya kita coba lihat apa saja risiko yang ada pada PPDS yang bisa menyebabkan masalah kesehatan mentalnya. Bisa,” dia menjelaskan.

Selama ini ada beberapa faktor yang diyakini menjadi faktor predisposisi calon dokter spesialis mengalami gangguan jiwa, antara lain beban ekonomi dan tanggung jawab selama bertugas. Selain itu, terdapat banyak kasus perundungan yang membuat korbannya merasa tidak diinginkan dan bahkan putus asa.

Ia mengatakan, “Ini hanya pemeriksaan awal; penyelidikan lebih mendalam harus dilakukan untuk mengetahui penyebab pastinya. Tapi kita tahu bahwa beban pendidikan, pelayanan, dan ekonomi ditanggung oleh PPDS. Apalagi jika ditambah dengan perundungan.” Dr. Sati Nadia Tirmizi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *