Bintaro, Titik Kumpul – Meninggalnya Marissa Huck merupakan duka mendalam bagi keluarga dan orang-orang tercinta. Sebelum meninggal dunia pada Selasa 2 Oktober 2024 pukul 00:43 WIB, Marissa Huck mengenang kematiannya di depan murid-muridnya saat mengajar pada Selasa 1 Oktober 2024.
Marissa Haq meminta kepada para mahasiswa Sekolah Perbankan Indonesia untuk berdoa agar setelah meninggalnya keadaan berjalan baik dan keluarganya tidak menderita karena tagihan rumah sakit.
“Kami mengira ibu Marissa sudah meninggal. Tapi Bu Marissa sudah meninggal. Meski dunia kampus, ibu saya bilang, ‘Kalau kamu meninggal, semuanya akan baik-baik saja, jadi keluarga tidak terbebani, biaya rumah sakit sekarang mahal,’ “ucap Risia. , salah satu mahasiswa yang berduka di kediaman Marissa Huck pada Rabu 2 Oktober 2024.
Tak hanya itu, Marissa juga menyajikan sarapan kepada siswanya sebelum kelas dimulai. Saat itu, Marissa Huck kembali dipukuli hingga tewas. Yuk lanjutkan scroll artikel lengkapnya di bawah ini.
Arwah bercerita kepada murid-muridnya pada Senin pagi, 30 September, bahwa ia mungkin syahid setelah mengikuti sarapan.
Hai, Puan Marissa malah berhasil mengobati saya karena kami tidak sarapan. Ibunya berkata, ‘Tidak baik ibunya meninggal setelah berobat. Ibunya syahid karena menyelesaikan pengobatan untuk kalian yang belajar, apalagi yang tinggal di pesantren dan rumahnya jauh,” kata Risha.
Risya mengungkapkan, Marissa Haq tiba-tiba bercerita kepada murid-muridnya tentang kematiannya yang mendadak.
“Dua minggu lagi,” katanya.
“Dia lemah selama dua minggu. (Enggak (sirkav), baru. Beda dikit, katanya udah lima watt, baru bangun tidur. Habibah bilang, “Aku ada urusan bisnis sama ibu tiriku.”
Tak hanya itu, Risia yang terakhir mengajar di kelas pada 1 Oktober mengungkap Marissa Haq pertama kali terlambat 20 menit.
“Aku terlambat 20 menit ke kelas. Bu, kenapa kami terkejut? Karena aku tidak akan terlambat. Ketika saya tiba saya meminta maaf dan mengatakan saya lelah. Isi kelas sebelumnya kurang menarik. “Kalau begitu tanyakan dan jawab,” katanya.
Risya juga menceritakan, sepeninggal Marisa, ia berpesan kepada murid-muridnya untuk selalu semangat belajar.
“Ibuku berkata, ‘Aku harap arwahmu masih bersamamu saat kamu meninggal.’