Jakarta – Saat ini, perjalanan luar angkasa bukan lagi hal yang mustahil. Hal ini berkat perusahaan milik Elon Musk dan Jeff Bezos yang menyediakan jasa wisata luar angkasa.
Namun, meningkatnya jumlah wisatawan luar angkasa telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan beberapa peneliti tentang risiko aktivitas seksual di luar angkasa.
Laporan Sicenalert tertanggal Senin 12 Februari 2024 David Cullen, profesor astrobiologi di Universitas Cranfield, menemukan bahwa ada banyak pertanyaan biologis dan hukum terkait pertemuan jarak dekat di luar angkasa yang memerlukan jawaban segera.
Ia menjelaskan, aktivitas seksual yang berujung pada pembuahan di luar angkasa berpotensi membuat janin terpapar radiasi. Kejadian ini bisa dimanfaatkan oleh wisatawan luar angkasa untuk menuntut perusahaan penyedia jasa wisata luar angkasa, seperti SpaceX milik Elon Musk atau Blue Origin milik Jeff Bezos.
Untuk menghindari ancaman masalah hukum, dia yakin wisatawan luar angkasa harus menandatangani perjanjian bahwa mereka tidak diperbolehkan berhubungan seks selama berangkat dari Bumi dan kembali.
Menurut Cullen, permasalahan kesehatan dan hukum seputar seks di luar angkasa saat ini belum ditangani secara serius oleh SpaceX dan Blue Origin.
Dia menjelaskan bahwa lingkungan radiasi dan lingkungan gravitasi nol mengancam kesehatan sejak embrio diciptakan saat pembuahan.
Para ahli menyoroti dampak lingkungan luar angkasa pada tahap awal reproduksi dan efek jangka panjang pada janin setelah ia matang.
“Tidak realistis untuk berasumsi bahwa wisatawan luar angkasa akan ‘memurnikan’ seks ketika terkena gayaberat mikro dan radiasi tinggi selama perjalanan luar angkasa,” katanya.
Menurut Daily Mail, NASA selalu menghindari pernyataan tentang hubungan seksual antar astronot dan pernah menyatakan bahwa “tidak ada manusia yang berhubungan seks di luar angkasa.”
Namun, pesatnya pertumbuhan wisata luar angkasa dalam 10 tahun ke depan berpotensi meningkatkan jumlah “astronot” yang berlibur secara signifikan.
“Motivasi dan perilaku wisatawan luar angkasa tentu berbeda dengan astronot profesional.” Artinya, astronot profesional dilatih untuk mengekang hasrat seksual mereka di luar angkasa. Belum tentu turis.
Salah satu rekomendasi Cullen dan tim penulis laporannya adalah untuk mengkaji efektivitas (kepercayaan terhadap efektivitas) metode intersepsi di lingkungan luar angkasa.