Puralingga – Beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa universitas nasional di Indonesia menunjukkan bahwa generasi muda kini rentan kehilangan jati diri keindonesiaannya. Dengan rasa nasionalisme dan jati diri, karena sangat reseptif terhadap budaya asing
Aktivis Ki Seni Gita Johanna Tomdin khawatir Indonesia yang terkenal dengan keberagaman budayanya bisa menghadapi krisis akibat pengaruh budaya asing yang berlebihan. Silakan dan gulir untuk informasi lebih lanjut
Maka dari itu, dengan mengingat peristiwa-peristiwa tertentu khususnya di kalangan generasi muda, tahun ketiga Ki Seni Youth Tour di Desa Kartun Sidareja Purbalingga, Jawa Tengah Life in Village meluncurkan Paket Petualangan (#liventhevillage). Dalam Seni dan Budaya
Dalam keterangannya pada Minggu, 24 Maret 2024, Gita mengatakan, “Nilai-nilai baik leluhur kepulauan yang harus kita hidupkan kembali antara lain hemati (saling mencintai), teposeliro (toleransi), saling menghormati dan kerukunan.
Bersama masyarakat dalam program Live in Village, generasi muda akan mengetahui nilai sebenarnya dari kehidupan di Desa Kartun Sidereja dan menjadi sarana untuk merefleksikan kehidupan, mensyukuri apa yang dimiliki. , tidak membeda-bedakan orang lain, menjunjung tinggi rasa hormat dan kehormatan yang merupakan kunci membangun karakter Indonesia, lanjutnya.
Slamet Santosa, salah satu aktivis seni di sana, menjelaskan, dengan program baru ini pengunjung bisa tinggal bersama masyarakat di rumah-rumah warga.
Uniknya, sebagian besar rumah-rumah tersebut terdapat mural kartun yang menceritakan tentang seni, budaya, dan tradisi nenek moyang mereka. Yuv Ki Seni juga banyak menawarkan ide menarik dalam program tersebut, misalnya pada siang hari pengunjung akan berpartisipasi. Kegiatan sehari-hari seperti membuat gula jawa dan makanan tradisional, beternak kambing, mengambil air dari ular, mengumpulkan kayu bakar, berkebun dan lain-lain.
“Pada sore dan malam hari, Anda dapat mengikuti berbagai workshop seperti tari, seni lukis, wayang kartun, kalung, ziguritan atau karavitan,” imbuhnya.
Selain itu, pengunjung juga bisa merasakan kehidupan Pramuka, seperti bertualang ke rumah kartun dengan ide mencari rumah warga tanpa petunjuk apa pun, hanya menemukan surat dengan salah satu penghuninya. ‘Namanya tertulis di sana
“Modal yang harus mereka gunakan adalah komunikasi dengan warga sekitar Penekanannya pada bagaimana mereka mengembangkan kemampuan komunikasi dengan orang yang ditemuinya, jelas Slamet.
Setelah 3 tahun berkarya, Geetha berharap dapat memberikan dampak finansial bagi warga yang hidup dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2023 dengan memulai program #LiveVillage di Cartoon Village Sidareja.
“Kami berharap ada perputaran ekonomi yang baik dalam hal jasa warung masak ERTE atau sekedar menjaga masyarakat di rumah. Mengingat pilot kartun tersebut juga menggunakan dana mandiri yang juga didukung oleh solidaritas masyarakat,” pungkas Geetha Thomden.