VIVA – Seorang mantan perwira tinggi militer Israel melontarkan kritik pedas terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mayor Jenderal Yitzhak Brik menyalahkan agresi di Jalur Gaza atas perang demi kepentingannya sendiri.
Selama 10 bulan konflik bersenjata di Gaza, 40 ribu warga sipil Palestina menjadi korban kebrutalan militer Israel.
Meski terus mendapat kecaman internasional, rezim Netanyahu belum menghentikan kekerasannya. Hal ini ditegaskan Brik yang menilai agresi militer Israel di Gaza dilakukan untuk memajukan kepentingannya.
Brick percaya bahwa perang di Gaza telah membuat rakyat Israel tidak bahagia, dan dia yakin Netanyahu tidak lagi tertarik pada keamanan negaranya.
Jenderal berusia 76 tahun itu bahkan menyadari bahwa tentara Zionis tidak bisa sepenuhnya melenyapkan organisasi perlawanan Palestina, Hamas. Namun, Netanyahu tetap berusaha melakukan hal tersebut karena nafsunya akan kekuasaan.
“Netanyahu tidak peduli dengan kesejahteraan rakyat atau keamanan negara. Yang paling penting adalah kelangsungan hidupnya, tidak peduli berapa pun risikonya.”
Lebih lanjut Bric menyatakan bahwa Israel telah kehilangan posisinya di dunia di bawah kepemimpinan Netanyahu.
BRIC meyakini akibat tindakan Netanyahu, Israel telah berubah menjadi negara paria yang dipinggirkan oleh sekutunya. Baik oleh Amerika Serikat (AS) maupun negara-negara Uni Eropa.
“Konflik yang sudah berlangsung hampir setahun ini menyebabkan kita kehilangan posisi di dunia,” lanjut Brik.
“Negara Israel telah menjadi negara paria, terisolasi dan dibenci, bahkan teman-teman terdekat kita di Eropa pun mengabaikan kita,” katanya.
