Bali, Titik Kumpul – Sebagai destinasi wisata internasional, Bali menghadapi tantangan besar dalam hal pengelolaan sampah. Meningkatnya jumlah sampah yang disebabkan oleh banyaknya wisatawan dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah berdampak pada lingkungan.
Griya Luhu merupakan inovasi berupa bank sampah digital berbasis aplikasi yang memberikan solusi terhadap tantangan pengelolaan sampah di Bali. Dengan pendekatan digital, Griya Luhu dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Bali untuk mengurangi beban sampah.
Aplikasi ini memungkinkan masyarakat mengelola sampah secara efisien, memungkinkan masyarakat menabung sampah seolah-olah sedang menabung, dan kemudian memberikan insentif kepada masyarakat yang aktif mendaur ulang sampah.
Tantangan seperti minimnya fasilitas pengolahan dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadikan Griya Luhu sebagai terobosan signifikan dalam upaya pengelolaan sampah masyarakat.
Griya Luhu didirikan oleh Ida Bagus Mandhara Brasika dan tim yang sangat berdedikasi dalam menyelesaikan permasalahan sampah di Bali. Tim ini berperan penting dalam mengembangkan aplikasi Griya Luhu agar mudah diakses oleh masyarakat.
Saat ini Griya Luhu memiliki 17.000 pelanggan di lima kabupaten di Bali. Mereka berpartisipasi aktif dengan menyetorkan sampah melalui aplikasi, yang nantinya akan diolah dan diubah menjadi berbagai insentif.
Pada awalnya kegiatan Griya Luhu hanya fokus pada peningkatan kesadaran masyarakat. Seiring berjalannya waktu, beberapa momen penting turut mewarnai perjalanan Griya Luhu, seperti berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam kegiatan edukasi dan sosialisasi terkait pengelolaan sampah di Bali.
Wilayah operasional Griya Luhu meliputi lima kabupaten di Bali yang paling terdampak permasalahan pengelolaan sampah, seperti Denpasar dan Badung.
Dengan cakupan wilayah tersebut, Griya Luhu memberikan harapan baru bagi Bali dalam menghadapi permasalahan sampah. Perpaduan antara teknologi dan kesadaran masyarakat menjadi kekuatan utama dalam upaya pelestarian lingkungan di Pulau Dewata.
Berkat inisiatifnya, Ida Bagus Mandhara Brasika menjadi penerima Penghargaan Lingkungan Hidup Provinsi Kelod Kauh 2021 Beng Bali.