Bali, Titik Kumpul – United Nations Counter-Terrorism (UNOCT) bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI menggelar lokakarya pemanfaatan kekuatan olahraga dan nilai-nilainya untuk memperkuat kohesi sosial dan berdampak pada ketahanan masyarakat. Acara akan diadakan di Kartika Plaza Hotel, Bali 1-3. Oktober 2024.
Masyarakat dari berbagai kalangan diundang ke seminar ini. Perwakilan FIFA, UEFA, AFC, PSSI, Premier League, Kemenpora, PBB, SKGS UI, International Olympic Committee (IOC), FIGC, BNPT, serta asosiasi asing dan nasional.
Banyak rekomendasi yang muncul dari lokakarya ini, seperti perlunya memasukkan olahraga ke dalam kurikulum sebagai alat untuk kohesi sosial di sekolah. Selain itu, kerja sama antar kementerian/lembaga dan perguruan tinggi dengan pelaku industri olahraga untuk melestarikan dan menumbuhkan nilai-nilai olahraga.
Mendorong kerja sama antara penyelenggara acara dan aparat keamanan dalam kegiatan olahraga dan mengakhiri rasisme juga dianjurkan. Yang terbaru adalah upaya bersama untuk mengakhiri ujaran kebencian di acara olahraga, yang lebih besar dari terorisme dan ekstremisme.
Dari lokakarya tersebut, PSSI mendapat rekomendasi dari UEFA mengenai peningkatan integritas. Mereka menggunakan aplikasi yang memudahkan untuk mengikuti setiap pertandingan.
Permasalahan para pengelola di Indonesia kebanyakan belum paham bagaimana cara menangani penonton di stadion, mereka juga mendapat solusinya dari seminar ini. Peningkatan kualitas melalui pelatihan merupakan hal yang wajib dilakukan.
Dari semua itu, para peserta Simposium Olahraga Internasional pertama yang diadakan di Indonesia sepakat bahwa olahraga, apa pun genrenya, merupakan alat diplomasi yang efektif melawan ekstremisme.
Menpora Dito Ariotejo berharap setelah seminar olahraga internasional ini ada peninjauan konkrit kerja sama antara pemerintah Indonesia dan UNOCT.
“Kami berbicara tentang UNOCT, khususnya Global Sports, yang membuka kantor di Indonesia. Karena kedepannya Indonesia akan semakin besar lagi di bidang olahraga. Saya berharap pemerintah ke depan tertarik untuk menyelenggarakan event-event kelas dunia, khususnya Olimpiade, kata Menteri Pemuda dan Olahraga Dito.
“Oleh karena itu, bersama dengan PBB, UNOCT, Kementerian Olahraga, Pemuda dan Olah Raga Global, Kementerian Luar Negeri, hal ini akan meningkatkan kredibilitas global Indonesia dan bagaimana kita mempersiapkan masyarakat kunci kita, untuk merayakan peristiwa-peristiwa dunia di masa depan,” dia menambahkan.
Koordinator program olahraga internasional UNOCT Valerio de Divitis mengatakan acara olahraga besar merupakan target yang menarik bagi ekstremisme. Pasalnya, acara seperti itu bisa menarik banyak orang.
Oleh karena itu, pengelolaan massa yang baik penting bagi penyelenggara acara olahraga. Karena dapat mengurangi risiko keamanan.
“Pengendalian massa yang efektif memerlukan perencanaan dan tindakan adaptif, yang biasanya digunakan oleh polisi atau badan keamanan swasta dan dapat mempengaruhi suasana acara olahraga yang damai dan menyenangkan,” kata Valerio de Divitis.
Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria mengatakan sudah saatnya olahraga, khususnya sepak bola, memberikan dampak besar bagi masyarakat. Apa yang dipelajari dalam lokakarya ini harus diterapkan.
“Selama tiga hari ini kita berbicara tentang kohesi sosial, pencegahan kekerasan, perlindungan anak, dan ke depan kita bisa berkontribusi untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang tangguh. Kedepannya saatnya kita bekerja sama seperti yang terlihat dalam tiga hari ini,” kata Ratu. Tisha.