Titik Kumpul Tekno – Perusahaan makanan dan minuman bersiap mengurangi penggunaan plastik sebagai bahan kemasan yang selama ini mereka gunakan.
Hal ini konsisten dengan penelitian yang menunjukkan bahwa 3 dari 5 komitmen utama yang dibuat perusahaan ketika menjalankan bisnis berkelanjutan adalah mengurangi penggunaan plastik.
Data menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen perusahaan yang disurvei mengatakan pelanggan merupakan salah satu faktor dalam upaya perusahaan menerapkan praktik bisnis berkelanjutan.
Tetra Pak baru-baru ini melakukan survei terhadap industri makanan dan minuman mengenai komitmen keberlanjutan perusahaan saat ini dan rencana untuk 5 tahun ke depan.
Menurut mereka, 3 dari 4 responden bersedia membeli suatu produk jika merek tersebut membahas topik terkait lingkungan.
Sementara itu, sekitar 42 persen konsumen menyatakan perubahan harga eceran ke nilai yang lebih tinggi dapat diterima, selama kemasannya mengedepankan keberlanjutan dan memiliki bukti nyata adanya upaya pengurangan dampak terhadap lingkungan.
Berdasarkan data survei, 77 persen perusahaan juga menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi biaya yang dikeluarkan dalam penerapan solusi produksi dan pemrosesan berkelanjutan dalam konteks tantangan makroekonomi yang mereka hadapi.
Hal ini sejalan dengan hasil COP28, konferensi perubahan iklim yang berlangsung beberapa waktu lalu di Dubai, Qatar, dimana para pengusaha memutuskan untuk menerapkan bisnis berkelanjutan, dengan Tetra Pak kembali berinisiatif untuk mengubah sistem pangan.
Dampak bisnis terhadap lingkungan telah menjadi fokus perhatian saat ini, dimana perusahaan sering kali mendorong untuk mengadopsi praktik-praktik yang mengurangi sistem pangan global.
Praktik dekarbonisasi sistem pangan diperkirakan akan meningkat sebesar 10 persen, menjadi sekitar 59 persen, selama 5 tahun ke depan.
“Hasil penelitian ini mengkonfirmasi adanya perubahan peran konsumen atau konsumen terkait lingkungan. Konsumen kini menginginkan merek makanan atau minuman yang memberikan dampak positif terhadap lingkungan,” kata Direktur Keberlanjutan ASEAN, Tetra. Terrynz Tan.
Menurutnya, kemasan berkelanjutan bukan berarti ramah lingkungan, melainkan peluang bagi produsen untuk terhubung dengan konsumen secara bermakna.
Dengan memilih material terbarukan, sebuah merek memiliki keunggulan dan dapat menarik pelanggan dengan kesadaran lingkungan yang sama.
“Kami bersemangat untuk menciptakan kemasan produk yang mendukung keberlanjutan. Ini bukan sekedar bisnis, tapi komitmen kemasan yang dibuat secara bertanggung jawab, dapat didaur ulang, dan netral karbon”, tegasnya.