Menelisik Lubang Raksasa di Samudra Hindia

VIVA Tekno – Sebuah lubang besar yang dikenal dengan lubang gravitasi terletak di Samudera Hindia dan terletak di antara benua Australia, Asia, dan Afrika.

Proses tersebut terjadi karena tarikan gravitasi bumi semakin lemah. Situasi ini menyebabkan penurunan permukaan laut lebih dari 100 meter.

Anomali ini membingungkan para ahli geologi karena lamanya waktu terjadinya. Namun para peneliti mengatakan mereka telah menemukan penjelasan ilmiah tentang asal usulnya, yaitu berasal dari reservoir magma di dalam bumi.

Formasinya mirip dengan material yang menciptakan gunung berapi. Dikutip dari situs Big Think, Kamis 4 April 2024, bantuan teknologi superkomputer digunakan untuk menganalisis fenomena tersebut guna mensimulasikan kemungkinan evolusi kawasan dengan menelusurinya hingga 140 juta tahun lalu.

Hasilnya dirangkum dalam penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Geophysical Research Letters Journal.

Lubang besar yang juga dikenal sebagai lubang gravitasi ini secara resmi dikenal sebagai Geoid Rendah Samudera Hindia. Fenomena ini merupakan contoh paling signifikan dari anomali gravitasi di wilayah ini.

Karena membentuk depresi melingkar yang dimulai dari ujung selatan India dan mencakup luas sekitar 1,2 juta mil persegi.

Faktor umum utama dalam model ini, keberadaan gumpalan magma, diyakini bertanggung jawab atas pembentukan sumur gravitasi dari hilangnya lautan purba seiring pergerakan daratan India dan akhirnya bertabrakan dengan Asia jutaan tahun yang lalu.

Hukum geoid masih belum pasti di masa depan. Proses ini dimulai sekitar 20 juta tahun yang lalu dan dapat berlangsung tanpa batas waktu atau hilang tergantung pada pergerakan massa bumi yang tidak menentu.

Anomali ini pertama kali dicatat oleh ahli geofisika Belanda Felix Andries Vening Meinesz pada tahun 1948 selama penelitian gravitasi dan belum dapat dijelaskan secara jelas.

Di satu sisi, Huw Davies, seorang profesor di Universitas Cardiff, menganggap penelitian ini menarik dan yakin akan merangsang penelitian lebih lanjut.

Di sisi lain, Alessandro Forte, profesor geologi di Universitas Florida, menyatakan keprihatinannya tentang strategi pemodelan penelitian dan perbedaan antara geoid yang diprediksi dan yang diamati. Apapun itu, mereka tetap yakin dengan penjelasan umum keberadaan fenomena ‘lubang gravitasi’.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *