Titik Kumpul – Hubungan cinta seharusnya membawa kebahagiaan, namun beberapa hubungan justru meninggalkan luka yang dalam. Pengalaman traumatis ini dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional seseorang.
Fakta menunjukkan banyak individu, terutama perempuan, terjebak dalam hubungan yang destruktif. Menurut Komnas Perempuan, kasus kekerasan dalam rumah tangga terus meningkat di Indonesia dengan ribuan kasus dilaporkan setiap tahunnya. Namun, banyak korban yang takut untuk melaporkannya atau tidak menyadari bahwa mereka pernah mengalami trauma hubungan.
Mengenali tanda-tanda trauma hubungan dan memahami cara menyembuhkannya merupakan langkah penting menuju penyembuhan. Artikel ini membahas tentang pengertian, penyebab, ciri-ciri dan cara mengatasi trauma hubungan romantis. Apa itu trauma hubungan romantis?
Trauma hubungan romantis adalah gangguan emosional yang terjadi akibat pengalaman buruk atau negatif dalam hubungan romantis. Trauma ini dapat disebabkan oleh kekerasan fisik, mental, atau emosional yang berulang. Dalam banyak kasus, trauma hubungan adalah akibat dari manipulasi, pengkhianatan, pelecehan verbal, atau pengabaian. Trauma jenis ini tidak hanya merusak harga diri, tapi juga bisa berujung pada gangguan kecemasan, depresi, dan masalah kepercayaan pada orang lain di masa depan.
Menurut Dr. Trauma dalam hubungan sering kali diakibatkan oleh kejadian berulang seperti kekerasan atau manipulasi, kata Judith Herman, psikolog di Harvard Medical School. Dalam bukunya Trauma and Recovery (1992), Herman menjelaskan bahwa trauma hubungan tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga dapat merusak kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan yang sehat di masa depan. Banyaknya kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia yang menimbulkan trauma pada hubungan
Trauma hubungan juga sering terjadi di Indonesia, terutama pada kasus kekerasan dalam rumah tangga (DVD). Statistik Komisi Nasional Penanggulangan Kekerasan Terhadap Perempuan menunjukkan bahwa kasus kekerasan dalam rumah tangga semakin meningkat setiap tahunnya. Banyak korban kekerasan dalam rumah tangga tidak melaporkan kekerasannya karena ketakutan atau stigma sosial. Selain itu, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka mengalami trauma akibat kekerasan atau pengabaian emosional dalam hubungan mereka.
Trauma dalam hubungan percintaan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut beberapa penyebab utama trauma hubungan yang umum terjadi di Indonesia dan dunia:
1. Kekerasan fisik atau verbal
Kekerasan fisik atau verbal dalam hubungan merupakan salah satu penyebab utama trauma. Pelaku kekerasan sering kali bertindak secara memalukan dan menyakiti pasangannya secara fisik atau verbal, sehingga menimbulkan perasaan takut, tidak aman, dan kehilangan harga diri. Di Indonesia, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) seringkali dianggap sebagai masalah pribadi, sehingga banyak korban yang tidak melaporkan kekerasan yang dialaminya.
2. Manipulasi emosional
Manipulasi emosi merupakan salah satu bentuk kekerasan yang seringkali tidak terlihat namun mempunyai dampak yang sangat merusak. Pelaku manipulasi emosi seringkali menggunakan taktik seperti gaslighting, yaitu membuat korban meragukan kenyataan atau perasaannya sendiri. Lama kelamaan, korban akan merasa kehilangan kendali atas emosinya dan seringkali merasa bersalah padahal sebenarnya dia tidak bersalah.
3. Perselingkuhan
Pengkhianatan berupa perselingkuhan juga bisa menimbulkan trauma dalam hubungan cinta. Perselingkuhan tidak hanya menghancurkan kepercayaan dalam suatu hubungan, namun dapat menimbulkan rasa tidak aman yang mendalam pada korbannya. Perselingkuhan seringkali meninggalkan bekas trauma emosional yang sulit disembuhkan dan dapat mempengaruhi hubungan di masa depan.
4. Pengabaian atau pengabaian
Pengabaian emosional merupakan penyebab trauma yang seringkali kurang terlihat dibandingkan kekerasan fisik, namun dampaknya tidak kalah parahnya. Ketika pasangan merasa diabaikan, tidak didengarkan, atau diabaikan, mereka mulai meragukan nilai dirinya. Pengabaian ini dapat merusak harga diri seseorang dan membuat mereka merasa tidak layak mendapatkan cinta atau perhatian sejati.
Mengenali tanda-tanda trauma dalam suatu hubungan merupakan langkah awal yang penting menuju penyembuhan. Berikut beberapa tanda yang mungkin mengindikasikan seseorang mengalami trauma akibat hubungan romantis:
1. Kesulitan mempercayai orang lain
Salah satu gejala trauma yang paling umum dalam suatu hubungan adalah ketidakmampuan mempercayai orang lain, termasuk pasangan baru. Orang yang pernah mengalami trauma seringkali khawatir akan selingkuh atau disakiti lagi. Mereka bisa menjadi sangat curiga dan sulit merasa nyaman dalam hubungan baru.
2. Terlalu banyak berpikir atau menganalisa
Orang yang pernah mengalami trauma memikirkan setiap detail hubungan mereka. Mereka selalu mewaspadai potensi masalah atau tanda-tanda bahaya, sehingga sering kali mereka terjebak dalam siklus kekhawatiran yang tiada habisnya. Pemikiran berlebihan ini tidak hanya merusak hubungan yang sudah ada, tapi juga memperburuk trauma yang sudah ada.
3. Rasa tidak aman yang berlebihan
Trauma hubungan seringkali membuat seseorang merasa tidak aman terhadap dirinya sendiri. Mereka merasa tidak layak untuk dicintai, takut ditinggalkan, atau merasa tidak cukup baik untuk pasangannya. Ketidakamanan ini dapat menghancurkan hubungan baru dan membuat mereka terus-menerus merasa tidak nyaman.
4. Penghindaran tanggung jawab
Banyak orang yang pernah mengalami trauma akibat hubungan romantis cenderung menghindari komitmen. Mereka takut disakiti lagi, sehingga mereka lebih memilih menjauhi hubungan serius. Hal ini seringkali menjadi bentuk perlindungan diri agar terhindar dari rasa sakit yang dialaminya.
5. Perasaan mati rasa emosional
Beberapa orang yang mengalami trauma dalam suatu hubungan merasa mati rasa secara emosional. Mereka tidak lagi mampu merasakan emosi seintens dulu. Ini mungkin merupakan mekanisme pertahanan yang tidak sehat untuk menghindari rasa sakit, namun pada akhirnya menghambat kemampuan mereka untuk membentuk hubungan yang bermakna. Cara mengatasi trauma dalam suatu hubungan
Memulihkan diri dari trauma hubungan tidaklah mudah, tetapi dengan langkah yang tepat Anda dapat mengendalikan hidup Anda dan menemukan kebahagiaan kembali. Berikut beberapa cara menyembuhkan trauma dalam hubungan cinta:
1. Carilah bantuan profesional
Mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor merupakan salah satu langkah terpenting dalam mengatasi trauma dalam suatu hubungan. Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah metode efektif untuk membantu korban trauma mengatasi kecemasan dan memperbaiki pola pikir yang merusak. Di Indonesia, layanan konseling online seperti Hellodoc semakin banyak tersedia sehingga semakin memudahkan masyarakat yang membutuhkan bantuan profesional.
2. Berlatih meditasi dan meditasi
Meditasi dan meditasi adalah teknik yang dapat membantu Anda terhubung kembali dengan diri sendiri. Teknik ini membantu mengurangi rasa cemas dan overthinking yang sering terjadi akibat trauma. Mindfulness dapat mengurangi tingkat stres dan membantu seseorang merasa tenang secara emosional.
3. Beri diri Anda waktu untuk pulih
Penyembuhan trauma dalam suatu hubungan tidak bisa dicapai dalam waktu singkat. Beri diri Anda banyak waktu untuk memproses perasaan Anda dan benar-benar pulih. Jangan terburu-buru menjalin hubungan baru jika Anda belum siap secara emosional.
4. Bangun kembali kepercayaan diri Anda
Trauma hubungan seringkali merusak harga diri seseorang. Untuk membangun kembali kepercayaan diri Anda, lakukan hal-hal yang membuat Anda merasa kuat dan berharga. Ini bisa berupa aktivitas seperti berolahraga, menemukan hobi baru, atau merawat diri sendiri dengan lebih baik.
5. Jangan takut untuk membuka diri lagi
Meski sulit, membuka hubungan baru merupakan bagian penting dalam proses penyembuhan. Jangan biarkan trauma masa lalu menghalangi Anda menemukan cinta yang sehat dan bahagia. Psikolog Tara Brach menyarankan untuk mengambil langkah kecil untuk membuka kembali kehidupan, dengan tetap menjaga batasan dan kepercayaan diri.
Kesimpulan Mengatasi trauma hubungan romantis memang penuh tantangan, namun Anda tidak harus menghadapinya sendirian. Mulailah dengan mengenali gejala trauma yang Anda alami dan berani mencari pertolongan.
Terapi, kesadaran, dan waktu pemulihan yang memadai merupakan langkah penting dalam mengendalikan hidup dan emosi Anda. Ingatlah bahwa masa lalu tidak harus menentukan masa depan Anda.
Anda berhak mendapatkan hubungan yang sehat, bahagia, dan penuh kasih. Mulailah perjalanan penyembuhan Anda sekarang dan buka lembaran baru dengan kuat!