Mengamati Orionid, Si Hujan Meteor Kilat

JAKARTA, VIVA – Dua hujan meteor akan menghiasi langit pada Oktober 2024. Keduanya merupakan hujan meteor Draconid dan Orionid.

Fenomena astronomi hujan meteor terjadi ketika meteoroid, puing-puing komet, atau asteroid terbakar saat memasuki atmosfer bumi.

Orionid

Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya pada 21 dan 22 Oktober 2024 dengan kecepatan sekitar 20 meteor per jam.

Fenomena alam ini akan terjadi pada tanggal 2 Oktober hingga 7 November 2024 dan dapat disaksikan baik dari belahan bumi utara maupun selatan.

Orionid terkenal dengan kecerahan dan kecepatannya yang luar biasa. Menurut NASA, meteor-meteor ini melaju dengan kecepatan 148.000 mil per detik (66 km/s) saat memasuki atmosfer bumi.

Meteor yang bergerak cepat yang berasal dari Komet Halley ini seringkali meninggalkan jejak atau garis terang yang dapat berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit.

Fenomena ini juga sering disertai dengan bola api, meteor yang lebih besar dan terang, menambah pesona tontonan angkasa tersebut.

Hujan meteor Orion tidak hanya menakjubkan dalam kecepatan dan kecerahannya, tetapi juga dikelilingi oleh bintang-bintang terang di konstelasi Orion. Ini memberikan latar belakang yang indah untuk mengamati meteor di langit.

Meski demikian, NASA mengingatkan agar pengamat tidak hanya fokus pada konstelasi Orion, tempat radiasi hujan meteor ini berada.

Melihat meteor dari sudut 45 hingga 90 derajat dari titik radiasi memberikan pemandangan yang lebih panjang dan menarik.

Naga

Berdasarkan laman BRIN, puncak hujan meteor akan terjadi pada 7 hingga 8 Oktober 2024. Draconid adalah salah satu hujan meteor terkecil yang pernah terjadi.

Jika langit gelap, Anda bisa melihat 5 hingga 10 meteor per jam. Hujan meteor ini bisa diamati selama langit cerah dan cahaya sekitar rendah.

Draconid terbentuk dari puing-puing komet. Induk hujan meteor Draconid disebut Komet P/Giacobini-Zinner.

Komet ini ditemukan pada 20 Desember 1900 oleh Jacobin di Observatorium Nice di Perancis. Selain itu, komet tersebut diamati oleh Ernst Zinner pada tanggal 23 Oktober 1913.

Dibandingkan komet lainnya, komet P/Giacobini-Zinner berukuran sangat kecil. Diameter komet tersebut adalah 1,24 mil atau sekitar 2 kilometer.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *