Mengapa Kita Harus Jeli Menyikapi Berita Boikot? Ini Alasannya

VIVA Lifestyle – Berbagai pemberitaan seruan boikot terhadap produk terkait Israel kerap disalahartikan sehingga berujung pada hebohnya masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus berhati-hati dalam memecahkan masalah dan menyikapinya. 

Pakar pemasaran Ardi Virda Molya mengatakan, menanggapi pemberitaan boikot produk terkait Israel, misrepresentasi berdampak buruk pada merek produk. Menurut dia, keaslian laporan tersebut harus diverifikasi. Mari kita gulir untuk mengetahui detail selengkapnya!

Masyarakat tidak boleh percaya begitu saja, harus hati-hati dan mengecek apakah merek-merek yang disebutkan dalam diskusi itu benar-benar ada kaitannya dengan Israel, kata Ardi dalam keterangannya, Rabu, 20 Maret 2024. 

Sementara itu, pakar pemasaran lainnya, Hermavan Kartajaya, mengatakan pemberitaan yang memuat nama-nama produk terkait Israel dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk kepentingan komersialnya dengan sengaja merugikan pesaingnya. 

“Isu politik di negara lain tidak boleh digunakan untuk mempolitisasi bisnis. Artinya menggunakan isu politik untuk membuat isu boikot dengan sengaja menurunkan produk pihak lain,” ujarnya.

Menurutnya, isu boikot tidak akan menjadi masalah tanpa dukungan masyarakat itu sendiri dan beberapa pihak. Pasalnya, isu sanksi langsung hilang setelah konflik Israel-Palestina mereda.

“Jadi hati-hati terhadap perusahaan yang melakukan penipuan agar bisa bangkit kembali jika keadaan kembali sulit,” ujarnya.

Haikel Hasan, mantan profesor pemasaran, menemukan bahwa pesan boikot produk yang berkaitan dengan Israel pun dapat dianggap liar di masyarakat dan dapat disalahartikan.

Kami sepakat bahwa kami menentang tindakan Israel terhadap rakyat Palestina. “Tapi pasar bisa dipasarkan dengan melaporkan sesuatu tanpa bukti,” kata juru bicara yang kerap disapa Babe Haikel itu.

Dia: Jika laporan ini benar-benar serius, laporan ini harus membuktikan, misalnya, bahwa persentase produk yang diduga terkait dengan Israel digunakan untuk mendukung agresi militer Israel terhadap Palestina.

Bisa dilihat dari portofolionya. “Tetapi tidak ada bukti mengenai hal itu, jadi apa yang terjadi di pasar saat ini sungguh liar.”

Ia mengatakan boikot masyarakat sungguh tidak adil. Karena sebagai seorang sales dan marketing, ia paham betul betapa sulitnya mendapatkan satu share atau satu view saja.

“Dulu kami harus berjuang keras untuk mendapatkan ruang tambahan di pasar ritel. Kami telah menunggu berbulan-bulan dan sekarang perang ini bukan hanya soal produk Yahudi, ini bukan sekadar bukti. “Ini sangat tidak adil dan kita harus sangat berhati-hati dalam bereaksi terhadap hal ini, bukan hanya sekedar ikut-ikutan saja.” 

Sebagai penjual dan pemasar, saya khawatir isu boikot produk terkait Israel dimanfaatkan oleh produsen untuk bersaing secara tidak sehat.

Oleh karena itu, harus ada bukti bahwa produk tersebut memang ada hubungannya dengan Israel. “Jika tidak ada bukti, beberapa produsen mungkin mengambil keuntungan dari persaingan tidak sehat.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *