Mengapa Sinar Matahari bikin Orang Bersin

VIVA Techno – Pernahkah Anda keluar dari ruangan gelap di bawah terik matahari dan tiba-tiba merasa ingin bersin?

Jika ya, Anda tidak sendirian. Banyak orang yang mengalami hal serupa, bahkan sekitar 1 dari 3 orang menunjukkan reaksi ini. Fenomena ini dikenal sebagai refleks bersin fotik.

Refleks ini telah diamati sejak zaman Aristoteles, filsuf dan ilmuwan Yunani kuno yang hidup pada abad keempat SM. Aristoteles bertanya, “Mengapa seseorang lebih mudah bersin setelah melihat Matahari?”

Refleks bersin fotografis juga memiliki nama lain yang lebih ilmiah, yaitu “sindrom efusi helio-ophthalmic yang memaksa autosomal dominan” atau disingkat ACHOO.

Refleks ini merupakan sifat genetik autosomal dominan. Artinya, jika salah satu orang tua kandung Anda mengalami reaksi ini, Anda memiliki peluang 50% untuk mewarisinya.

Bersin fotik biasanya terjadi saat seseorang terpapar cahaya terang, seperti sinar matahari, terutama saat berpindah dari gelap ke terang. Jadi setelah menyalakan lampu di ruangan gelap, Anda mungkin juga mengalami hal ini.

“Refleks ini tidak dipicu oleh panjang gelombang cahaya tertentu, namun oleh perubahan intensitas cahaya,” kata Dr. David Lang dari Klinik Cleveland dikutip Live Science pada Kamis, 20 Juni 2024.

Tingkat keparahan refleks bersin fotik bervariasi dari orang ke orang. Ada orang yang hanya bersin sesekali saja, namun ada pula yang bersin berkali-kali saat terkena cahaya terang. Sebuah penelitian tahun 1995 menemukan bahwa 33% dari sekitar 370 pasien di klinik mata Alabama mengalami bersin akibat fotografi. Studi lain di Tiongkok pada tahun 2019 menemukan bahwa sekitar 25% dari 3.400 orang yang disurvei mengalami reaksi serupa.

Para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan bersin fotografis. Salah satu teorinya adalah cahaya terang merangsang saraf trigeminal, yang memiliki cabang di seluruh wajah. Cahaya yang merangsang cabang-cabang yang menuju ke mata juga dapat merangsang cabang-cabang yang menuju ke hidung sehingga menimbulkan bersin.

Penelitian pada tahun 2010 yang dilakukan oleh perusahaan pengujian genetik 23andMe menemukan dua mutasi yang terkait dengan bersin fotografi. Sebuah penelitian tahun 1995 di Alabama juga secara fotografis mengaitkan bersin dengan deviasi septum hidung. Selain itu, sebuah penelitian pada tahun 2019 di Jepang menemukan adanya hubungan potensial antara refleks ini dan migrain.

Meskipun bersin akibat fotografi biasanya tidak berbahaya, dalam situasi tertentu, seperti mengendarai mobil atau melakukan aksi stunt, hal ini bisa berisiko. “Cara paling penting untuk mengatasi bersin akibat fotografi adalah dengan memakai kacamata hitam saat Anda keluar rumah,” kata Dr. William Hovland dari Penelitian Klinis Orion. Antihistamin yang biasa digunakan untuk alergi tidak efektif untuk refleks ini.

Ada cara lain untuk mencegah bersin fotografi, yaitu dengan menekan jari secara horizontal pada filtrum, yaitu cekungan di bawah bagian tengah hidung. Cara ini dapat menekan iritasi saraf trigeminal akibat cahaya terang atau mengganggu sinyal saraf yang membantu memicu bersin fotik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *