Jakarta, VIWA – Kasus bunuh diri di Tanah Air masih menjadi perhatian utama. Di Indonesia, data POLRI menunjukkan angka kematian akibat bunuh diri akan meningkat menjadi 1.350 pada tahun 2023 dari 826 pada tahun sebelumnya.
Sedangkan menurut Into The Light Indonesia, pada bulan ini saja tercatat 3-4 kasus bunuh diri. Menurut Rizki Iskandar Sopian, konsultan Kelompok Kerja Pencegahan Primer Into The Light, S.Psi, kasus bunuh diri didominasi oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun.
Rizky menjelaskan, angka bunuh diri pelajar sebagian besar disebabkan oleh tekanan pendidikan dan masalah perundungan. “Anak muda di bawah 15 tahun banyak terjadi, pelajar yang lebih muda mempunyai pikiran untuk bunuh diri karena beban akademik kita sendiri yang begitu berat sekarang, belum lagi masalah bullying,” ujarnya saat bertemu dengan tim media TikTok Mental Health. Program bersama WHO Indonesia di Kota Tua, Jakarta Barat, Kamis, 14 November 2024.
Berbicara mengenai bunuh diri di Indonesia, masih banyak stigma di masyarakat yang mengaitkannya dengan agama. Mereka bilang, orang yang bunuh diri tidak beriman atau bahkan dianggap tidak dekat dengan Tuhan.
Terkait stigma di masyarakat tersebut, Rizky yang juga seorang psikolog mengatakan, memang pengaruh spiritual bisa membantu seseorang meningkatkan kestabilan mental. Namun, hal ini hanya bisa terjadi jika ada koneksi dengan orang lain.
“Dari apa yang saya lihat, agama atau spiritualitas dapat membantu kita dalam kestabilan mental. Tapi ini hanya bisa terjadi jika ada koneksi dengan orang lain,” ujarnya.
Rizky menjelaskan, secara teori, orang yang berniat bunuh diri melakukannya karena tidak punya harapan dan tidak ada koneksi dengan orang lain. Ia mengatakan, meski seseorang beragama, namun jika tidak terhubung dengan orang-orang di sekitarnya, ia berisiko memiliki pikiran untuk bunuh diri.
“Karena teori terjadinya bunuh diri adalah tidak ada harapan dan tidak ada hubungan dengan orang lain. Kalau dia mau beribadah sepuasnya, tapi tidak ada hubungan dengan orang lain. Maka akan tetap muncul keinginan untuk bunuh diri, berdasarkan teori,” jelasnya.