JAKARTA – Olahraga sepak bola tak hanya menghadirkan aksi luar biasa di lapangan, namun juga membawa risiko yang tidak boleh diabaikan. Cedera yang terjadi selama pertandingan bisa berdampak buruk bahkan mengancam nyawa pemainnya.
Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) dr Wawan Budisusilo, SpKO mengatakan, ada beberapa cedera yang kerap dialami para pemain sepak bola. Gulir untuk informasi lengkap
Jenis cedera pada pemain sepak bola dapat dibedakan menjadi kontak dan non-kontak serta lokasinya seperti tubuh bagian atas, inti, dan tubuh bagian bawah, kata Dr. Wawan Budisusilo, online Rabu 3 Juli 2024.
Cederanya bermacam-macam jenisnya, mulai dari keseleo, patah tulang, ligamen robek, hingga gegar otak.
Gegar otak adalah cedera akibat terjatuh, sakit kepala, atau kepala terjatuh. Perlu ditangani dengan baik dan mendapat pengobatan tambahan, ujarnya.
Ada pula cedera yang sering dialami pemain sepak bola, biasanya terjadi pada bagian tubuh bagian bawah atau kaki.
Area yang paling sering terjadi di lantai adalah cedera otot (paha belakang), seperti tertarik atau robeknya area lutut, seperti cedera pada lutut depan atau sendi lutut, keseleo pergelangan kaki, dan keseleo akibat pendaratan atau pendaratan yang tidak tepat. . Seorang pria berkata.
Selain itu, ada cedera yang terjadi ketika pemain sepak bola tidak memiliki cukup waktu untuk pulih karena kelelahan. “Ada yang namanya cedera overuse, artinya terlalu sering berlatih atau bertanding tanpa ada pemulihan,” ujarnya.
Cara mengatasinya tergantung sifat cederanya, ujarnya. Ini karena beberapa di antaranya bisa serius dan mengancam jiwa serta memerlukan perawatan segera.
“(Perawatan cedera) harus melihat prioritas cederanya dan yang paling berbahaya adalah gegar otak dan serangan jantung, sehingga pemain sepak bola dalam kondisi seperti ini memerlukan dukungan psikologis yang sangat tinggi,” jelasnya.
Di sisi lain, cedera lain seperti cedera lutut juga harus diperhatikan. “Kapan Anda tahu Anda memerlukan perawatan khusus?
Selain itu, ada tambahan cacat fungsional seperti tidak bisa membungkuk padahal sebelumnya sudah bisa membungkuk dengan baik, pergerakan bahu, lutut, dan pergelangan kaki terbatas sehingga perlu penanganan khusus, ujarnya.