JAKARTA – Kanker paru-paru merupakan salah satu kanker paling mematikan di dunia. Faktor risiko utama kanker paru-paru adalah merokok. Selain itu, terdapat faktor risiko lain yang dapat menjadi predisposisi terjadinya kanker paru, seperti kerentanan genetik, polusi udara, paparan bahan kimia dan radioaktif, serta riwayat tuberkulosis (TB).
Dr. Hariadi Hadibrata, Sp.BTKV, Dokter Spesialis Bedah Kardiotoraks Siloam MRCCC RS Semanggi akan membahas lebih lanjut peran VATS (Video Assisted Thoracoscopic Surgery) sebagai pengobatan alternatif kanker paru. dr. Hariadi Hadibrata, Sp.BTKV, Dokter Spesialis Bedah Kardiotoraks di RS Siloam MRCCC Semanggi Jenis kanker paru
Sebelum membahas PPN, dokter lulusan Universitas Indonesia ini menjelaskan terlebih dahulu jenis kanker paru-paru. Menurutnya, ada dua jenis utama kanker paru-paru yang dapat dibedakan berdasarkan jenis sel yang terkena, yaitu:
1. Kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC) NSCLC adalah jenis kanker paru-paru yang paling umum, mencakup sekitar 85% dari seluruh kasus kanker paru-paru. Ada tiga tipe utama NSCLC: a. Karsinoma sel skuamosa: Jenis ini berkembang di bronkus besar dan sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok. B. Adenokarsinoma (Adenokarsinoma): Adenokarsinoma adalah jenis NSCLC yang paling umum pada perokok dan bukan perokok. Biasanya berkembang di jaringan paru-paru yang memproduksi lendir. C. Karsinoma sel besar: Ini adalah jenis NSCLC yang lebih langka, dan sel kanker biasanya berukuran lebih besar dan memiliki bentuk yang tidak biasa.
2. Kanker Paru-Paru Sel Kecil (SCLC) SCLC adalah jenis kanker paru-paru yang paling agresif dan berkembang pesat, mencakup sebanyak 15% dari seluruh kasus kanker paru-paru. Tipe ini sering dikaitkan dengan riwayat merokok jangka panjang.
Di Indonesia, angka kematian akibat kanker paru cukup tinggi dan sebagian besar menyerang pasien laki-laki. Hal ini disebabkan oleh kurangnya edukasi mengenai rokok dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. “Penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko seperti merokok dan berusia di atas 50 tahun,” kata Dr. Halo saudara. Kapan Anda harus menjalani pemeriksaan kanker?
Skrining kanker dilakukan sebagai langkah awal untuk mendeteksi penyakit sebelum gejalanya timbul. Untuk penyakit kanker paru, biasanya dianjurkan skrining pada beberapa kasus, yaitu: a. Perokok atau mantan perokok: Skrining kanker paru-paru dengan computerized tomography direkomendasikan untuk orang berusia di atas 50 tahun yang pernah atau masih merokok. Tes skrining CT yang rutin dapat membantu mendeteksi sel kanker pada tahap awal atau sel yang mungkin berkembang menjadi kanker. B. Riwayat keluarga dengan kanker paru-paru: Jika ada anggota keluarga dekat yang pernah menderita kanker paru-paru, skrining diperlukan, terutama jika kanker paru-paru didiagnosis pada usia muda.
“Diagnosis kanker sangat penting untuk menentukan jenis kanker, stadium penyakit, dan pilihan pengobatan yang tepat. Biopsi merupakan prosedur diagnostik yang biasanya digunakan untuk memastikan keberadaan kanker. Biopsi melibatkan pengambilan sampel. jaringan yang diduga bersifat kanker dan periksa sampelnya di bawah mikroskop di laboratorium,” kata dr. Hadi saudara.
Berikut alasan mengapa biopsi harus dilakukan pada pasien kanker: a. Konfirmasi diagnosis: Biopsi memungkinkan dokter memastikan apakah sel yang ditemukan adalah sel kanker dengan mencari ciri-ciri spesifik di bawah mikroskop. Hal ini penting karena evaluasi mikroskopis jaringan dapat menentukan jenis kanker tertentu, yang pada gilirannya mempengaruhi perencanaan pengobatan. B. Menentukan jenis dan karakteristik sel kanker: Biopsi memungkinkan dokter mengidentifikasi jenis sel kanker dan karakteristik spesifik lainnya. Misalnya, biopsi dapat membantu menentukan apakah sel kanker tersebut merupakan kanker paru-paru kecil atau kanker paru-paru kecil. Informasi ini akan mempengaruhi rencana pengobatan dan terapi yang diberikan. C. Penentuan stadium kanker: Biopsi juga membantu menentukan stadium kanker secara akurat. Stadium kanker mengacu pada seberapa jauh kanker telah menyebar di dalam tubuh. Data ini penting dalam menentukan jenis pengobatan yang tepat dan mengevaluasi prognosis. PPN untuk pengobatan kanker paru-paru
Dulu, operasi kanker paru dilakukan melalui sayatan besar (torakotomi) untuk membuka dan memasukkan alat bedah ke dalam rongga dada hingga mencapai organ paru. Kini, kemajuan teknologi medis telah mendorong lahirnya metode bedah yang lebih modern. Inovasi teknologi bedah invasif minimal mendorong hadirnya torakoskopi, yaitu bedah toraks invasif minimal dengan bantuan kamera video, atau dikenal dengan video-assisted thoracoscopic Surgery (VATS).
“Operasi toraks dengan VATS dilakukan dengan memasukkan kamera video kecil dan alat bedah ke dalam lubang yang kami buat di dinding dada, berukuran sekitar 5 milimeter. Tujuan penggunaan video ini adalah untuk membuka pandangan selama operasi, meski dengan sayatan kecil. , ” kata dr. Hadi saudaranya.
Gambar dari kamera ditampilkan pada monitor yang dapat dilihat oleh tim bedah lainnya. Berbeda dengan operasi terbuka, VATS hanya membutuhkan sayatan kecil (sekitar 1-2 sentimeter), sehingga risiko nyeri pasca operasi dan infeksi luka sangat berkurang.
Perkembangan teknologi pengolahan gambar dan pencahayaan serat optik memudahkan pengoperasian PPN. Dengan menggunakan PPN, ahli bedah toraks, jantung, dan pembuluh darah dapat melakukan prosedur yang lebih tepat
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, prosedur VATS dilakukan dengan kamera video yang mengirimkan gambar real-time dari dalam dada melalui endoskopi, sehingga dokter dapat melihat dan bergerak secara tepat di dalam rongga dada tanpa membuat sayatan besar.
Berbeda dengan operasi konvensional yang memerlukan sayatan besar di dada, VATS memiliki banyak keunggulan, seperti: a. Invasif minimal: VATS melibatkan sayatan kecil, mengurangi risiko infeksi, nyeri, pendarahan, dan waktu pemulihan setelah operasi. B. Pemulihan lebih cepat: Karena ukuran sayatan yang lebih kecil dan kerusakan jaringan yang minimal, pemulihan pasien biasanya lebih cepat dibandingkan dengan operasi konvensional. C. Hindari kerusakan struktural minimal: VATS memungkinkan dokter menentukan secara tepat area yang akan dirawat, sehingga mengurangi risiko kerusakan struktural di sekitarnya.
Perlu dicatat bahwa tidak semua kasus kanker paru memenuhi syarat untuk DVTS. Setiap pasien memiliki kondisi yang berbeda dan dokter akan mengevaluasi setiap kasus secara individual, termasuk lokasi dan stadium kanker, sebelum menentukan apakah VATS merupakan metode yang tepat untuk pasien tersebut.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam menentukan apakah seseorang layak menerima PPN. Kriteria ini mungkin berbeda-beda tergantung dokter dan kondisi pasien, namun berikut beberapa faktor umum yang mungkin mempengaruhi keputusan: a. Lokasi dan ukuran tumor: VATS biasanya lebih efektif jika tumor berada di lokasi yang dapat dijangkau dengan torakoskopi. Tumornya berukuran kecil hingga sedang, biasanya kurang dari 6 sentimeter. B. Stadium kanker: VATS merekomendasikan pengangkatan tumor paru-paru pada tahap awal. Sedangkan PPN untuk biopsi mungkin disarankan untuk stadium lanjut. C. Kondisi fisik pasien: Kondisi fisik pasien, seperti kesehatan paru-paru dan jantung yang baik, dapat mempengaruhi kelayakan untuk DVTS. Pasien harus memiliki kapasitas paru-paru yang cukup untuk menahan prosedur VATS dan pemulihan pasca operasi. D. Riwayat kesehatan pasien: Faktor-faktor seperti usia, riwayat operasi sebelumnya, adanya kondisi medis yang terkait dengan risiko pembedahan (misalnya penyakit jantung), dan faktor risiko lainnya akan dievaluasi untuk menentukan kelayakan untuk DVTS.
RS Siloam MRCCC Semanggi sebagai alternatif pilihan DVTS
Siloam MRCCC RS Semanggi, sebagai salah satu rumah sakit swasta dengan fasilitas dan peralatan pendukung lengkap bagi pasien kanker paru, juga melakukan penyempurnaan teknologi dengan memperkenalkan peralatan PPN terbaru yang dilengkapi dengan kamera berkualitas 4K. Alat VATS baru ini memungkinkan visualisasi yang lebih detail dan akurat selama prosedur bedah torakoskopi.
Kualitas gambar kamera 4K yang tajam dan jernih memungkinkan dokter melihat struktur internal paru-paru dan dada pasien secara detail. Dalam hal ini, penerapan teknologi kamera 4K memberikan keuntungan besar, termasuk keakuratan diagnosis dan pemilihan terapi yang tepat.
Selain itu, penggunaan kamera Cameron yang berputar juga memungkinkan dokter melakukan manuver visual yang lebih fleksibel selama prosedur VATS. Kemampuan kamera untuk berputar memungkinkan dokter melihat berbagai sudut dan masalah dengan tampilan optimal pada area yang dirawat. Hal ini dapat meningkatkan akurasi saat mengangkat tumor, biopsi, atau prosedur bedah lainnya.
Selain peralatan dan teknologi kamera terkini, salah satu keunggulan RS Siloam MRCCC Semanggi adalah tersedianya tim pulmonologi multidisiplin. Kehadiran tim multidisiplin sangat penting dalam penatalaksanaan kanker paru dan prosedur VATS. Kolaborasi antara ahli bedah paru dan spesialis medis lainnya, seperti ahli onkologi dan radiologi, memungkinkan dilakukannya evaluasi komprehensif dan perencanaan perawatan yang terkoordinasi. Tim multidisiplin ini dapat bekerja sama untuk memberikan perawatan menyeluruh dan komprehensif kepada pasien kanker paru.
“RS Siloam MRCCC Semanggi fokus dalam memberikan pengobatan dan prosedur terkini dan terbaik bagi pasien kanker paru-paru. “Penggunaan teknologi terkini dan kerjasama tim multidisiplin merupakan upaya untuk meningkatkan hasil dan kepuasan pasien serta menawarkan solusi optimal dalam pengobatan kanker paru dengan metode VATS,” pungkas Dr. Halo saudara.