Mengenal JOMO, Tren Baru yang Menggantikan FOMO

Titik Kumpul – Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah FOMO atau takut ketinggalan. Fenomena ini menggambarkan perasaan takut ketinggalan tren, informasi terkini atau berbagai periode masyarakat yang banyak dibicarakan. FOMO selalu menjadi bagian dari kehidupan banyak orang, terutama di media sosial. Namun, kini muncul tren baru yang menggantikan FOMO, atau JOMO, kependekan dari joy of missing out.

Jika FOMO dikaitkan dengan kecemasan untuk terus-menerus melakukan aktivitas berbeda atau mengikuti tren terkini – mulai dari fashion, tempat wisata, kuliner, dan lainnya, JOMO justru memberikan ketenangan. Dengan JOMO, Anda tidak perlu merasa harus mengikuti arus. JOMO menawarkan rasa nyaman ketika Anda memilih untuk tidak bergaul dengan kebisingan masyarakat atau jalanan. Mereka yang bepergian dengan JOMO cenderung menikmati waktu luangnya, bersantai, dan memilih melakukan hal-hal yang paling penting baginya. Apa itu JOMO dan apa bedanya dengan FOMO?

JOMO, berbeda dengan FOMO, menghadirkan suasana yang lebih santai. Jika FOMO membuat kita cemas, takut ketinggalan, JOMO memberi kita rasa damai karena tidak harus mengikuti jalan atau keramaian. Orang yang menjalani JOMO lebih memilih untuk melewatkan acara atau aktivitas yang tidak terlalu penting baginya, dan malah merasa senang karena bisa fokus pada hal yang paling penting.

Misalnya saat mendapat undangan pesta, mereka yang memilih JOMO akan dengan mudah menurunkan berat badannya tanpa merasa bersalah. Daripada khawatir ketinggalan atau merasa tidak enak, mereka memilih menghabiskan waktunya dengan cara yang nyaman dan sesuai dengan minatnya. Dengan JOMO, kita diajak untuk hidup jujur ​​dan sesuai kebutuhan

Menggunakan gaya hidup JOMO (Joy of Missing) dapat memberikan dampak positif pada gaya hidup Anda. Jika Anda lebih fokus pada diri sendiri dan tidak merasa tertekan untuk selalu mengikuti aturan, hidup akan terasa lebih bebas dan bahagia. Menjadi lebih produktif dengan tugas-tugas bermanfaat: JOMO memungkinkan Anda lebih fokus pada hal yang paling penting. Tanpa beban melacak segala sesuatu yang menjadi viral, Anda dapat bekerja lebih produktif dan efisien. Hubungan kekeluargaan dan persahabatan yang lebih erat: Dengan JOMO, Anda bisa benar-benar hadir dan memberikan perhatian penuh kepada orang-orang terdekat Anda. Tanpa campur tangan dunia luar, hubungan menjadi lebih erat dan bermakna. Kesehatan mental yang stabil: kehidupan yang tenang dan tidak tergesa-gesa membuat kesehatan mental dan fisik Anda lebih terjaga. Tidak ada lagi tekanan untuk “hadir” di setiap acara sosial, Anda lebih santai dan damai dengan diri sendiri. JOMO vs. FOMO: Mana yang paling cocok untuk Anda?

Jika JOMO lebih diterima oleh para introvert, yang suka diam dan lebih tertarik pada interaksi sosial yang lebih besar, maka FOMO cenderung diblokir oleh klien. Bagi yang suka bersosialisasi dan pendatang baru, FOMO memberikan keinginan untuk selalu hadir di berbagai acara atau arisan. Masing-masing konsep ini memiliki tempatnya masing-masing, tergantung gaya hidup dan kepribadian masing-masing orang. Masuki JOMO tanpa khawatir ketinggalan tren.

Melakukan JOMO bukan berarti harus menghindari segala acara atau aktivitas sosial. Faktanya, menyeimbangkan JOMO dan FOMO dapat membantu kita menikmati hidup dengan berbagai cara. Terlalu fokus pada JOMO bisa membuat kita terjebak dalam bidang eksplorasi yang kecil. Di sisi lain, sedikit FOMO dapat menjadi motivasi yang baik untuk mencoba hal baru. Melihat apa yang dilakukan orang lain atau mengikuti kebiasaan tertentu dapat memberi kita ide-ide baru yang meningkatkan kehidupan kita.

Di tengah gaya hidup serba cepat yang penuh dengan distraksi, JOMO hadir sebagai pilihan yang sangat tepat. JOMO mengajak kita merayakan kedamaian dan mengapresiasi setiap momen tanpa merasa harus selalu “ada”. Bagi Anda yang ingin hidup lebih damai dan menjadi diri sendiri, JOMO bisa menjadi cara baru untuk menemukan kebahagiaan. Bagaimanapun, JOMO dan FOMO memiliki tempatnya masing-masing. Dengan memilih secara bijaksana kapan harus berpartisipasi dan kapan harus beristirahat, hidup dapat menjadi seimbang dan mempunyai tujuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *