Mengenal Transplantasi Sel Punca Darah, Harapan Baru bagi Pasien Talasemia Mayor

Jakarta, VIVA – Transplantasi sel induk darah kini menjadi solusi potensial bagi pasien thalassemia mayor yang harus menjalani transfusi darah seumur hidup. Thalassemia merupakan penyakit kronis yang memerlukan pengobatan seumur hidup.

Banyak penderita talasemia, terutama anak-anak, harus mendapat transfusi darah secara teratur. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Sejauh ini transplantasi sel induk darah merupakan satu-satunya metode yang dapat meringankan pasien talasemia dari transfusi darah rutin. Jika dilakukan di usia muda, tingkat keberhasilan transplantasi ini bisa mencapai 74,5 persen.   

Sel induk darah yang digunakan dalam transplantasi ini dapat diperoleh dari sumsum tulang, darah tepi, atau darah tali pusat. Transplantasi sel induk darah sudah mulai dilakukan di Indonesia sendiri, meski jumlah rumah sakit yang mampu melakukan prosedur tersebut masih terbatas.

Edi Tehuteru, dokter spesialis anak, dikutip dalam siaran pers Cordlife, Rabu, September, “Transplantasi sel induk darah bisa dilakukan di Indonesia, namun fasilitas yang tersedia masih minim, terutama karena keterbatasan peralatan dan obat-obatan.4 2024.

Ia menambahkan, ruang perawatan khusus dengan tingkat sterilitas tinggi diperlukan untuk mengurangi risiko komplikasi pasca transplantasi. “Anak-anak yang menerima transplantasi harus dirawat di ruangan steril selama kurang lebih 30 hari setelah sel induk dimasukkan ke dalam tubuhnya hingga sel induk yang ditransplantasikan dapat berfungsi dengan baik dan sistem kekebalan tubuhnya siap,” ujarnya.

Di sisi lain, salah satu tantangan terbesar dalam melakukan transplantasi ini adalah sulitnya menemukan donor sel induk darah yang cocok. “Kendala lain dalam transplantasi adalah sulitnya mencari donor sel induk, karena sebagian besar transplantasi kelainan darah seperti talasemia memerlukan sel induk dari orang lain,” jelasnya.

Ia mengatakan, Indonesia belum memiliki database sel induk yang tersedia secara publik seperti negara lain, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencari donor. Hal inilah yang mendorong banyak orang tua untuk mempertimbangkan menyimpan darah tali pusat bayinya sebagai tindakan pencegahan.

Penyimpanan darah tali pusat telah menjadi sumber sel induk darah yang semakin penting yang dapat digunakan dalam transplantasi untuk mengobati kelainan darah seperti leukemia dan talasemia. Di Indonesia, terdapat perusahaan bernama PT Cordlife Persada yang telah mendirikan praktik penyimpanan darah tali pusat sejak tahun 2007. 

Darah tali pusat merupakan sumber sel induk darah yang dapat digunakan dalam transplantasi penyakit yang berhubungan dengan darah seperti leukemia dan talasemia. 

“Penyimpanan darah tali pusat ibarat tabungan yang dapat digunakan pada saat dibutuhkan. Tujuan utama penyimpanan darah tali pusat adalah untuk memberikan simpanan yang dapat digunakan di masa dewasa oleh anak pemilik darah tali pusat itu sendiri,” ujarnya. dr. Meriana Virtin sebagai Penasihat Medis PT Cordlife Persada.

Namun lanjutnya, darah tali pusat yang disimpan juga dapat bermanfaat bagi keluarga jika seseorang membutuhkan transplantasi sel induk. “Oleh karena itu kami mendorong para orang tua untuk menyimpan darah tali pusat untuk setiap anaknya, karena semakin banyak anak yang disimpan sel induknya, maka semakin besar keluarga tersebut akan memiliki keragaman sel induk yang lebih besar. Hal ini akan meningkatkan peluang menemukan sel induk yang cocok untuk digunakan. digunakan pada saat seseorang membutuhkan dari anggota keluarga yang membutuhkan untuk terapi,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *