Titik Kumpul – Di Indonesia, kecerdasan buatan (AI) bukan hanya sekedar masa depan, semakin banyak perusahaan yang mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi operasional. Dari perbankan hingga manufaktur, teknologi AI semakin banyak memasuki berbagai industri, membawa inovasi dan disrupsi.
Apa yang terjadi pada pekerja yang berisiko digantikan? Dampaknya tidak terbatas pada perusahaan atau pekerja saja, namun berdampak pada perekonomian Indonesia dan masyarakat secara keseluruhan. Ketimpangan ekonomi dapat meningkat jika lapangan kerja menurun dan pengangguran menyebar. Meskipun AI menghadirkan tantangan besar, AI juga menghadirkan peluang nyata. Perubahan sangat penting dalam mengembangkan keterampilan baru dan merupakan langkah penting dalam mempersiapkan era kerja berbasis teknologi. Artikel ini didasarkan pada pandangan Bernard Marr, klien, konsultan, dan penulis di Forbes.com. Penggunaan AI: 100+ Cara Menakjubkan Kecerdasan Buatan Akan Mengubah Sebuah Generasi, beliau telah menulis lebih dari 20 buku terlaris dan menjadi konsultan di seluruh dunia mengenai dampak AI terhadap pasar tenaga kerja Indonesia. Otomatisasi vs. Augmentasi: Perbedaan dan Penerapan Dalam dunia AI, ada dua konsep utama yang mempengaruhi tenaga kerja, yaitu otomatisasi dan augmentasi yang mengacu pada penggantian aktivitas manusia dengan mesin, terutama dalam pekerjaan yang berulang dan sederhana. Misalnya, banyak bank di Indonesia yang beralih menggunakan chatbot untuk menggantikan orang-orang yang sebelumnya berada di customer service, yaitu untuk mendukung dan meningkatkan kemampuan manusia dalam menyelesaikan berbagai tugas – tugas yang kompleks. Dalam hal ini, AI bukanlah sebuah alat baru, namun sebuah alat yang memungkinkan karyawan bekerja lebih efisien, misalnya saja di industri kesehatan, AI digunakan untuk menganalisis data medis dengan lebih cepat dan akurat. Hal ini mengurangi waktu kerja yang dibutuhkan dan memungkinkan dokter fokus merawat pasien.2. Sektor-sektor yang Rentan terhadap Otomatisasi Beberapa sektor di Indonesia lebih rentan terhadap dampak otomatisasi dibandingkan sektor lainnya, terutama sektor-sektor yang melibatkan pekerjaan berulang dan manual. Sektor-sektor tersebut antara lain: Manufaktur: Banyak pabrik di Indonesia yang mulai menerapkan otomatisasi pada lini produksinya, menggantikan tenaga manusia dengan robot yang dapat beroperasi dengan cepat dan akurat. Perbankan: Selain chatbot, banyak bank menggunakan AI untuk analisis risiko kredit dan penipuan, sehingga mengurangi kebutuhan akan analis manusia. Ritel: Dengan munculnya e-commerce dan teknologi pembayaran digital, semakin banyak pekerjaan ritel yang berisiko digantikan oleh AI dan sistem otomatis. 3. Pekerjaan yang lebih aman dengan AI Meskipun AI mampu mengotomatisasi berbagai pekerjaan, ada banyak jenis pekerjaan yang sulit digantikan oleh mesin, terutama yang memerlukan kreativitas, interaksi sosial, dan kemampuan pengambilan keputusan yang kompleks. Bidang pendidikan, psikologi dan kesehatan memerlukan keterampilan interpersonal dan empati manusia agar aman dari bahaya otomatisasi. Pekerjaan seperti guru, pekerja sosial, dan terapis masih memerlukan sentuhan manusia yang sulit digantikan dengan peluang baru yang diciptakan oleh AI1. Peluang kerja baru di bidang teknologi Munculnya AI membuka peluang kerja baru di berbagai bidang seperti ilmu data, pengembangan AI, dan keamanan siber. Pekerjaan ini memerlukan lebih banyak keterampilan dalam analisis data, pemrograman, dan manajemen teknologi, yang akan memungkinkan pekerja beralih dari pekerjaan manual ke peran yang lebih menantang dan bermanfaat.2. Sektor-sektor yang memerlukan keterampilan khusus di Indonesia, seperti teknologi informasi, logistik, dan layanan kesehatan, berkembang pesat berkat penggunaan AI. Di sektor logistik misalnya, AI membantu perencanaan rute dan optimalisasi pengiriman, persiapan pribadi para ahli AI, analis data, dan manajer sistem untuk era AI 1. Mengembangkan keterampilan baru Individu perlu mengantisipasi perubahan ini dengan memperbarui kemampuan mereka keterampilan, terutama teknologi dan soft skill seperti pemecahan masalah, berpikir kritis dan komunikasi. Mengikuti kursus, tutorial, dan sertifikasi online merupakan langkah nyata untuk membantu meningkatkan daya saing di era AI.2. Memanfaatkan peluang pendidikan berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi melalui pembelajaran seumur hidup sangat penting untuk menjaga angkatan kerja tetap relevan. Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat mendukung inisiatif ini dengan menyediakan program pembelajaran yang dapat diakses oleh masyarakat untuk menghadapi masa depan dengan AI yang mengancam beberapa pekerjaan, di bidang yang memerlukan keterampilan khusus dan pemikiran kreatif. Membuka peluang baru. Dengan dukungan pemerintah dan perusahaan, serta kemauan individu untuk terus belajar, Indonesia dapat menghadapi masa depan AI dengan penuh harapan.