JAKARTA, Titik Kumpul – Saat ini jumlah pasien gagal ginjal yang memerlukan transplantasi ginjal masih terbatas, sedangkan jumlah pendonor ginjal yang tersedia juga sangat terbatas. Namun, meningkatkan kesadaran mengenai donasi ginjal bukanlah tugas yang mudah. Untuk itu, masyarakat perlu lebih diedukasi mengenai pentingnya donasi ginjal almarhum.
Untuk mengatasi terbatasnya jumlah pendonor ginjal, masyarakat perlu memahami secara jelas pentingnya mendonorkan ginjal dari mayat serta meningkatkan kesadaran. Meski sudah diatur dalam undang-undang, namun sebagian besar masyarakat di Indonesia tidak menerimanya. Profesor Dr. Dr. Endang Susalit, Sp.PD-KGH, FINASIM
Dalam konteks itu, RS Silom ASRI Jakarta dikenal sebagai rumah sakit di Indonesia yang berhasil melakukan lebih dari 400 transplantasi ginjal. Keberhasilan ini bukan hanya berkat penerapan teknologi dan metode medis terkini, namun juga berkat kerja sama tim multidisiplin yang solid dan sistem pengobatan yang berkualitas tinggi.
Berikut berbagai inovasi kedokteran yang diterapkan di RS ASRI Silom, tantangan yang dihadapi serta kontribusi rumah sakit terhadap kesehatan dan sistem medis di Indonesia yang dijelaskan oleh 3 (tiga) orang dokter ahli. dr. Noor Rasheed, Sp.U (K), Profesor PhD. Endang Susalit, Sp.PD-KGH, FINASIM dan Dr. Ina Zarlina, Sp.A (K)
Inovasi medis dalam transplantasi ginjal
Sejak memulai program transplantasi ginjal pada tahun 2017, RS ASRI Silom telah menerapkan metode laparoskopi intraperitoneal untuk mengambil ginjal dari donor yang masih hidup dibandingkan metode tradisional terbuka (dengan sayatan besar). Laparoskopi intraperitoneal hanya memerlukan 3-4 sayatan kecil berukuran 1-2 cm untuk membantu mengurangi risiko komplikasi kerusakan organ penting di sekitar ginjal.
Kata profesor, yang dikembangkan sejak tahun 2020, teknik endoskopi retroperitoneal ini membantu mengurangi risiko komplikasi karena tidak mempengaruhi organ lain di perut seperti sistem pencernaan dan pembuluh darah besar. dr. Dr.Noor Rasheed, Sp.U (K)
Pendonor yang menjalani prosedur ini juga jauh lebih cepat pulih dibandingkan dengan prosedur bedah terbuka. Biasanya, mereka hanya memerlukan perawatan selama 2-3 hari dan dapat kembali beraktivitas normal dalam waktu seminggu setelah operasi.
Selain itu, dengan keterbatasan jumlah pendonor, RS Silom ASRI juga melakukan teknik bedah mikro canggih untuk menyambung 2-3 arteri ginjal sehingga pembuluh darah yang berbeda dapat menjadi pendonor dan waktu penyambungannya pun singkat. Donor arteri tunggal Ini memperpendek durasi iskemia hangat dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan transplantasi
“Dengan menerapkan inovasi ini, RS Silom ASRI dapat memberikan hasil yang lebih baik dan mengurangi risiko komplikasi bedah baik bagi donor maupun penerima,” kata profesor tersebut. tanda terima Noor
Proses berstandar tinggi
Keberhasilan transplantasi ginjal di RS ASRI Silom didukung oleh standar prosedur tinggi yang diterapkan pada setiap tahapannya. Rumah sakit memiliki prosedur ketat dalam pemilihan donor dan penerima ginjal, serta metode pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
Penyaringan donor dilakukan melalui tim advokat terlatih termasuk psikiater, advokat hukum, etika dan hukum untuk menghindari perdagangan organ. Untuk memeriksa kondisi ginjal yang optimal dan memantau fungsi ginjal Ginjal yang ditransplantasikan berfungsi dengan baik dan tim medis juga melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ditolak oleh tubuh pasien.
Protokol standar ini mencakup arahan pengobatan dan komunikasi antara tim medis, pasien dan keluarga. Sebelum melakukan prosedur, Rumah Sakit ASRI Siloam membekali pasien dan keluarga dengan pengetahuan mendalam tentang transplantasi ginjal untuk mengurangi kecemasan dan memastikan pemahaman yang lebih baik sebelum dan sesudahnya. proses pasca prosedur. Pendekatan ini menciptakan lingkungan yang mendukung keberhasilan proses
Peran tim multidisiplin dalam keberhasilan transplantasi ginjal
Keberhasilan transplantasi ginjal didukung oleh kolaborasi tim medis multidisiplin yang meliputi ahli nefrologi, ahli urologi, ahli anestesi, ahli radiologi, ahli jantung, ahli paru, perawat, ahli gizi dan seluruh unsurnya. Setiap anggota tim mempunyai peran penting dalam kelancaran proses
Misalnya, ahli nefrologi memeriksa kesesuaian donor dan penerima serta melakukan pemantauan rutin sepanjang hidup pasien, sedangkan ahli urologi bertanggung jawab atas reseksi dan transplantasi ginjal, sedangkan ahli anestesi memastikan bahwa pasien aman selama operasi.
Selain itu, selain tes pencitraan, ahli radiologi juga memberikan informasi tentang anatomi pembuluh darah donor dan penerima dengan menggunakan teknologi untuk memudahkan tim bedah dan memantau hasil operasi USG Doppler. Tim perawat yang sangat terlatih akan memberikan perawatan pasca operasi untuk pemulihan yang optimal. Bahkan, untuk memberikan layanan yang lengkap, layanan perawatan di rumah tersedia untuk diikuti oleh pasien dan dapat mengurangi stres akibat pembedahan. Komunikasi yang efektif antara tim medis juga penting untuk memastikan bahwa semua langkah dalam perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut transplantasi ginjal telah direncanakan.
Tantangan dalam transplantasi ginjal dan implementasinya
Meskipun Rumah Sakit Silom ASRI telah mencapai banyak keberhasilan dalam transplantasi ginjal, masih banyak tantangan yang dihadapi. Tantangan terbesarnya adalah terbatasnya jumlah ginjal yang tersedia, baik dari donor yang masih hidup maupun yang sudah meninggal (mayat).
Saat ini, jumlah pasien gagal ginjal yang memerlukan transplantasi ginjal sangat tinggi, sedangkan jumlah pendonor ginjal yang tersedia sangat terbatas. Untuk mengatasi terbatasnya jumlah pendonor ginjal, masyarakat perlu memahami secara jelas pentingnya mendonorkan ginjal dari mayat serta meningkatkan kesadaran. Meski sudah diatur dalam undang-undang, namun sebagian besar masyarakat di Indonesia tidak menerimanya. Profesor Dr. Dr. Endang Susalit, Sp.PD-KGH, FINASIM
Tantangan lainnya adalah risiko tubuh penerima menolak ginjalnya. Rumah Sakit Siloam ASRI mengatasi masalah ini dengan tim ahlinya dalam menangani pasien yang mengalami penolakan transplantasi, menggunakan imunosupresan dan pemantauan ketat untuk mencegah penolakan transplantasi ginjal. Tim medis memberikan edukasi kepada pasien tentang pengobatan dan pola hidup sehat untuk menjaga fungsi ginjal baru.
Transplantasi ginjal pada anak-anak
Dalam wawancara lain, Dr. Ina Zarlina, sp. Dokter Ina mengatakan, penyebab penyakit ginjal kronik (PGK) pada anak yang memerlukan transplantasi ginjal seringkali berbeda dengan orang dewasa.
“Sekitar 30% kasus penyakit ginjal kronis pada anak disebabkan oleh kelainan bawaan, seperti kelainan glomerulus yang mempengaruhi fungsi ginjal. Ini termasuk kelainan genetik dan cacat ginjal yang muncul sejak lahir. Selain itu, penyakit ginjal pada anak seringkali dikaitkan dengan infeksi atau gangguan metabolisme yang tidak terdeteksi sejak dini, kata dokter. Di sebuah.
Salah satu tantangan terbesar dalam transplantasi ginjal anak adalah menemukan donor yang cocok, dengan mempertimbangkan kebutuhan ukuran ginjal dan dosis imunosupresan yang sesuai dengan kondisi perkembangan tubuh anak. Selain itu, terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis (hemodialisis) atau continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) juga bisa menjadi pilihan, meski tidak optimal dalam jangka panjang.
Metode dan peralatan pengobatan transplantasi ginjal pada anak
Transplantasi ginjal pada anak memerlukan peralatan yang disesuaikan dengan ukuran tubuhnya baik untuk hemodialisis maupun CAPD, sehingga menambah kerumitan prosedur dan memerlukan perhatian khusus dari dokter spesialis anak. Rumah Sakit Silom ASRI menyediakan layanan CAPD untuk anak-anak, dengan tujuan memberikan kualitas hidup yang lebih baik kepada anak-anak penderita penyakit ginjal kronis. Penggunaan terapi pengganti ginjal harus dipertimbangkan dengan cermat karena mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Prognosis dan kualitas hidup pasca transplantasi ginjal tidak hanya memberikan peluang bertahan hidup yang lebih baik tetapi juga memungkinkan pasien menjalani hidup mandiri tanpa bergantung pada terapi transplantasi ginjal. Setelah implantasi, harapan utamanya adalah anak dapat mengatur aktivitas dan mencapai tujuan seperti teman sebayanya tanpa batasan perawatan khusus. Pemantauan medis secara rutin tetap penting untuk mencegah penolakan transplantasi ginjal dan komplikasi lainnya, sehingga anak-anak dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan pandangan yang lebih cerah.
Pentingnya Pola Hidup Sehat untuk Mencegah Penyakit Ginjal pada Anak Menjaga pola hidup sehat dengan mengonsumsi cairan yang cukup, pola makan seimbang, dan menghindari obat-obatan yang merusak ginjal penting dilakukan dalam mencegah penyakit ginjal pada anak. Orang tua dan petugas kesehatan perlu memberikan edukasi secara proaktif tentang cara mencegah dan mengobati penyakit ginjal sejak dini. Meskipun informasi tentang transplantasi ginjal pada anak masih terbatas, namun diperlukan peningkatan kesadaran dan sumber daya yang memadai untuk memberikan layanan yang optimal bagi anak penderita ginjal penyakit.
Dampak Sosial dari Keberhasilan Transplantasi Ginjal Keberhasilan RS Silom ASRI dalam bidang transplantasi ginjal telah memberikan dampak sosial yang cukup besar, salah satunya adalah meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya di bidang transplantasi ginjal. Transplantasi ginjal ke-400 berhasil dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2024, dan Rumah Sakit ASRI Siloam menunjukkan bahwa teknologi medis berkualitas tinggi dapat disediakan di rumah dengan mengurangi ketergantungan pada penyakit dari lembaga swasta. Keberhasilan ini mendorong masyarakat yang berdaya untuk lebih memahami pentingnya donor organ baik dari donor hidup maupun kadaver dengan harapan dapat meningkatkan jumlah pendonor dan kualitas hidup pasien gagal ginjal di Indonesia.
Pandangan Rumah Sakit Siloam ASRI dan Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia Rumah Sakit Siloam ASRI berharap dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan transplantasi ginjal di masa depan dengan membangun lebih banyak pusat transplantasi dan membuka perluasan kapasitas transplantasi ginjal di Indonesia. Selain itu, Rumah Sakit ASRI Silom berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang pentingnya donasi ginjal dengan menggalakkan kampanye donasi organ secara luas untuk mengatasi kekurangan ginjal yang ada.
Kedepannya, Indonesia diharapkan menjadi negara dengan sistem transplantasi ginjal yang mandiri dan berkelanjutan sehingga semakin banyak pasien yang berhasil menerima transplantasi ginjal. Dengan inovasi dan dedikasi, Rumah Sakit ASRI Silom memainkan peran penting dalam memenuhi harapan tersebut, membuktikan dirinya sebagai pionir dengan teknologi medis terkini dan semangat tim yang kuat. Keberhasilan rumah sakit dalam menangani lebih dari 400 kasus transplantasi ginjal, termasuk pediatrik, telah membawa harapan baru bagi pasien gagal ginjal di Indonesia dan menunjukkan bahwa pelayanan medis yang berkualitas dapat dicapai di Indonesia.