Titik Kumpul, Jakarta – Banyak mitos dan stigma kesehatan yang muncul di masyarakat. Salah satu isu yang sering dibicarakan adalah MSG (monosodium glutamate) yang sering disebut-sebut sebagai penyebab sejumlah masalah kesehatan, termasuk anggapan bahwa milastremycin akan membuat Anda bodoh.
Laporan YouTube tentang dr Raditya Dika. Tilta membeberkan beberapa fakta menarik seputar MSG dan batasan asupan harian yang perlu diperhatikan. Scroll untuk melihat selengkapnya, yuk!
Apa itu MSG? Monosodium glutamat atau monosodium glutamat adalah zat yang digunakan sebagai penyedap makanan. Kata “micin” dalam bahasa Indonesia mengacu pada MSG, yang sebenarnya merupakan bentuk garam dari asam amino asam glutamat. Asam glutamat sendiri merupakan bahan penyusun asam amino non-esensial yang ditemukan secara alami pada berbagai makanan, termasuk jamur.
“MSG ditemukan di Jepang dan banyak digunakan dalam masakan, terutama di restoran Cina, dan menjadi semakin populer di Amerika Serikat. Meskipun MSG adalah” memberikan rasa yang menyenangkan dan lezat, banyak kesalahpahaman mengenai pengaruhnya terhadap makanan. kesehatan,” kata Dr. kata Thielta.
Sindrom Restoran Cina Salah satu istilah yang umum digunakan sehubungan dengan MSG adalah “Sindrom Restoran Cina”. Saat itu, restoran Cina mulai bermunculan di Amerika Serikat, dan banyak orang yang mengeluhkan gejala setelah makan di restoran Cina. PhD. Tilta menjelaskan, gejala ini disebabkan oleh terlalu banyak garam, bukan hanya MSG.
“Efek ini terkait dengan kelebihan garam, bukan MSG itu sendiri. Ketika kita berpikir sesuatu terlalu asin, kita cenderung meningkatkan asupan natrium, yang dapat meningkatkan tekanan darah tinggi,” kata Dr. Miringkan lagi.
Mitos: Apakah absen membuat Anda bodoh?
Salah satu kesalahpahaman yang paling umum adalah bahwa mengonsumsi MSG menyebabkan berkurangnya aktivitas otak atau membuat orang menjadi “bodoh”. PhD. Thielta menegaskan, penelitian atas klaim tersebut biasanya dilakukan pada hewan seperti tikus. Dalam penelitian ini, tikus diberi MSG dosis sangat tinggi, jauh di atas batas asupan yang dianjurkan, sehingga menyebabkan perubahan ukuran otak.
“Di mata masyarakat, MSG tidak akan menimbulkan efek negatif apa pun jika dikonsumsi secara wajar sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia. Oleh karena itu, MSG tidak akan membuat orang menjadi bodoh. Yang harus diperhatikan adalah inklusi .” Tirta.
Tirta mengingatkan, seperti nutrisi lainnya, asupan MSG harus dalam batas aman. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan asupan MSG harian sebesar 30 mg per kilogram berat badan. Secara umum rata-rata konsumsi MSG harian masyarakat adalah antara 1,8 hingga 2 gram atau setara dengan 0,5 hingga 1 sendok teh.
Selain MSG, Dr. Tirta juga menekankan pentingnya memantau asupan gula dan garam. Berikut ini adalah batas asupan harian yang direkomendasikan:
1. Gula : 50 gram (sekitar 4 sendok makan)
2. Garam: 2 gram (sekitar 1 sendok teh)
3. MSG: 30 mg/kg berat badan (rata-rata 1,8-2 gram)
“Saat kita mengonsumsi kecap, saus, atau sambal, kita juga harus memperhatikan natrium yang dikandungnya. Yang penting jangan melebihi batas tersebut agar sehat,” kata e.
MSG dan Kesehatan: Apa yang Harus Kita Perhatikan?
MSG tidak mempunyai efek buruk terhadap kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah sedang. Namun, terlalu banyak mengonsumsi natrium atau garam dapat menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi dan sindrom metabolik. PhD. Tirta juga menuturkan, banyak masyarakat yang mengeluh makanan kurang asin atau gurih sehingga cenderung menambahkan garam atau MSG padahal sebenarnya cukup.
“Yang perlu diingat, semua bahan makanan harus dimakan secara wajar. Terlalu banyak gula bisa menyebabkan diabetes, dan terlalu banyak natrium bisa menyebabkan tekanan darah tinggi,” ujarnya.
Gaya Hidup Sehat: Olah Raga dan Nutrisi Selain fokus pada pola makan, dr Tilta juga menekankan pentingnya pola hidup sehat, termasuk olahraga. Menurutnya, sebaiknya setiap orang berolahraga sekitar 150 menit dalam seminggu. Aktivitas fisik tidak hanya penting untuk menjaga kesehatan fisik, namun juga untuk kesehatan mental.
“Bagi mereka yang memiliki gaya hidup santai, olahraga malam bisa menjadi pilihan. Namun, jika rutinitas harian Anda padat, sebaiknya fokus pada tidur dan aktivitas fisik di akhir pekan,” saran Dr. Tirta.
Pengelolaan Asam Lambung Asam lambung merupakan masalah bagi banyak orang, namun Dr. Tilta menjelaskan bahwa hal tersebut jarang menyebabkan kematian. Namun, gejalanya bisa sangat menyakitkan. Untuk menghindari naiknya asam lambung, disarankan untuk makan dalam porsi kecil namun sering.
“Saat perut mulai terasa tidak nyaman, segera makan makanan ringan atau minum, meski hanya air putih. Ini bisa membantu meredakan asam lambung,” ujarnya.
Ada banyak mitos dan kesalahpahaman tentang konsumsi MSG yang perlu diklarifikasi. Meski konsumsi berlebihan menimbulkan beberapa risiko kesehatan, namun tidak perlu menghindari MSG, gula, dan garam asalkan dikonsumsi dalam jumlah sedang. Dengan memperhatikan pola makan sehari-hari dan menjaga pola hidup sehat, kita bisa menikmati makanan dengan aman dan tetap sehat.