Dari Titik Kumpul – Kostrad hingga Komandan Daerah Militer (Dandim) 0619 / Panglima Purwaktar pada tanggal 8 Mei 2024, Letkol Inf Ardiansia menginisiasi dan melaksanakan beberapa program daerah.
Ketahanan pangan merupakan salah satu program yang diusung oleh seorang perwira tentara TNA yang dikenal dengan nama Raja Ibnu Kogila.
Mang 619 bersama Ksatria Purwakara berangkat ke Letkol Ardi untuk menciptakan peluang ketahanan pangan. Salah satu yang menjadi fokus Titik Kumpul Military adalah beternak ayam
Oleh karena itu, Kodim Purvhakta lulusan Akademi Militer ARUPADATU tahun 2004 mengeluarkan kebijakan untuk memanfaatkan lahan kosong di halaman markas komandan Koramil sebagai kandang ayam.
Untuk membangkitkan semangat para prajurit dalam beternak ayam, Raja Ibon mengadakan perlombaan antar Coramila. Jadi kalau persaingannya ingin punya kandang yang bagus, harus bersih dan sehat
Delapan markas Coramil pernah punya kandang ayam. Tak hanya markas Coramil, rumah dinas Dandim juga dijadikan tempat beternak ayam. Jadi totalnya ada 9 peternakan
Kemudian Letkol Inf membeli bibit kucing yang kemudian dibagikan. Tiap Coramil mendapat 30 ekor anak ayam yang siap di press
Seiring berjalannya waktu usaha menunjukkan alhamdulillah Dalam sehari suatu peternakan dapat menghasilkan 15 butir telur ayam segar
Telur ayam tidak dijual, meski harga satu kilogram telur ayam di pasaran menggiurkan antara Rp 25 ribu hingga Rp 28 ribu.
Namun telur hasil peternakan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari prajurit, atau terkadang dibagikan kepada masyarakat dalam bentuk makanan sehat dan bergizi setiap minggunya.
Dan kedepannya telur ayam hasil ternak Babina akan disalurkan ke dapur sehat dan mendukung program makan siang gratis yang dicanangkan Presiden RI Pravo Subianto.
Padahal, jika dilihat sekilas, hasil beternak ayam tidaklah besar. Hanya saja jika dikaji lebih lanjut, ternyata peternakan ini bisa menjadi harta karun. Sebab dalam satu tahun, kodim Purwakta bisa menghasilkan 45 ribu hingga 50 ribu butir telur .
Bisa kita hitung bersama, satu kilogram telur rata-rata berisi 15 butir telur. Kalau dihitung, rata-rata Kodim Purwakta menghasilkan 3 ton telur per tahun. Berapa upaya yang dilakukan untuk mengkonversinya?
Kita ambil harga normalnya 25 ribu rupiah per kilogram dikalikan 3 ton sama dengan Rp 75 juta. Hanya telurnya saja, belum lagi hasil dagingnya. Biasanya ayam yang sudah tidak produktif akan diganti dengan yang baru. Jadi ayam yang sudah tua bisa dijual atau dimakan sendiri.
Baca: Nasib Sule Seminggu Setelah Dihajar Dua Tentara TNA, Dituduh Intel Brimob