Menjelajahi Jejak Nabi: Rekomendasi Tempat Ziarah Bersejarah di Madinah untuk Jamaah Haji

MADINAH – Kini sejumlah jamaah haji asal Indonesia sudah berangkat menuju kota Madinah di Arab Saudi. Mereka akan tinggal di Madinah sebelum berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji pada Juni mendatang.

Selama berada di kota Madinah, para jamaah akan menunaikan kewajiban agama seperti salat Fardu dan salat Sunnah di Masjid Nabawi. Masjid Nabawi termasuk di antara masjid suci bersama dengan Masjidil Haram, mempunyai keistimewaan yang menakjubkan.

Selain ibadah salat, jamaah juga bisa salat di Raudah di dalam Masjid Nabawi. Rauda merupakan tempat berbuka puasa yang ditegaskan oleh sebuah hadis Bukhari. Dan Rasulullah SAW bersabda: Antara rumahku dan mimbarku ada taman Rauda yang merupakan salah satu Taman Surga. (HR Bukhari)

Selain itu, jamaah haji Indonesia juga bisa menunaikan sejumlah ibadah haji selama berada di Madinah. Dimana saja? Berikut rangkuman informasinya dari berbagai sumber.

1. Ziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW 

Peziarah dapat berziarah ke makam Rasulullah SAW dan kedua sahabatnya, Abu Bakar Ash Shiddiq RA dan Umar bin Khadab RA. Makam Nabi dan kedua sahabatnya terletak di sebelah timur Masjid Nabawi.

2. Jabal Uhud

Jabal Uhud merupakan salah satu wisata religi yang bisa dikunjungi jamaah haji di Indonesia. Di sini, jamaah haji bisa mengenang peperangan Nabi Muhammad SAW dan para muridnya saat menghadapi perang Uhud melawan kaum kafir Quraisy. Konon Nabi sering berziarah ke Jabal Uhud selepas perang. 

Di sini merupakan tempat pemakaman para murid Nabi yang syahid pada perang Uhud. Lokasinya sendiri dipagari dengan jeruji setinggi 4 meter. Ada pula makam sahabat, paman, dan saudara Nabi Muhammad, Hamzah bin Abdul Mudhalib, lalu ada makam sepupu Nabi, Abdullahi bin Jahsy. 

3. Masjid Quba

Masjid ini merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah di Quba pada tahun 1 Hijriah. Masjid inilah yang menjadi tempat dimulainya sejarah masjid Islam. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Masjid Quba adalah masjid yang dibangun atas ketaatan Rasulullah dan amalan Allah SWT.

Di desa Quba, Rasulullah menyambut hangat masyarakat Madinah seraya menyerukan perdamaian dan keberkahan. Ia tinggal di Quba selama empat hari dan memerintahkan pembangunan Masjid Quba bahkan terlibat dalam proses pembangunannya. Saat berada di Madinah, Nabi Muhammad selalu menyempatkan diri pergi ke Masjid Quba untuk shalat dua rakaat. 

Peziarah Indonesia atau wisatawan lain yang berkunjung ke sana sering kali melaksanakan salat dua rakaat dan menikmati keindahan bangunan yang penuh sejarah. Pasalnya, masjid ini mempunyai prioritas bagi jamaah yang melaksanakan salat di sana. Diantaranya adalah shalat yang layak mendapatkan pahala umroh. 

4. Masjid Bir Ali

Masjid Bir Ali merupakan tempat ziarah untuk menunaikan umroh. Miqat adalah batas atau titik awal umrah atau haji untuk menunaikan ihram sekaligus memulai salat. Khusus jamaah haji yang datang dari Madinah, makan siangnya di Biri Ali.

5. Masjid Qiblatain

Pada zaman dahulu, masjid ini dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah dan menjadi tempat pergerakan kiblat umat Islam menuju Masjid Agung.

Dan hal ini dijelaskan dalam salah satu ayat Al-Qur’an seperti ini.

Artinya: ‘Sesungguhnya kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering memandang ke langit. Oleh karena itu, kami pasti akan mengarahkan Anda ke kiblat favorit Anda. Lalu arahkan wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dimanapun Anda berada, arahkan wajah Anda ke arahnya. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab mengetahui bahwa (arah kiblat menuju masjid agung) adalah kebenaran dari Allah. Dan Tuhan tidak tahu apa yang dia lakukan.

Kini bangunan Masjid Kiblatain mempunyai dua arah mihrab menonjol (Mekkah dan Palestina) yang umumnya digunakan oleh para imam salat. Setelah direnovasi oleh pemerintah Saudi, beliau memfokuskan pada satu mihrab yang menghadap Ka’bah di Makkah, dan memperkecil mihrab yang menghadap kota Yerusalem di Palestina.

Area mihrab mengadopsi geometri dan simetri ortogonal yang ketat yang ditingkatkan dengan penggunaan menara kembar dan kubah kembar. Kubah utama menunjukkan arah kiblat yang benar, dan kubah kedua palsu dan hanya berfungsi sebagai pengingat sejarah. Garis bidik kecil menunjukkan adanya pergeseran arah. Di bawah ini adalah replika mihrab tua yang menyerupai ruangan di bawah Kubah Batu di Yerusalem, dengan nuansa tradisional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *