Menjelajahi Makna Catur Brata Penyepian: Menyambut Hari Raya Nyepi 2024 di Bali

VIVA – Umat ​​Hindu akan merayakan Hari Raya Nepi pada Senin, 11 Maret 2024. Jika mengacu pada penanggalan Bali, tanggal Niepi sama dengan tanggal Saka 1 Kedasa tahun 1946.

Nyepi adalah festival Hindu yang dirayakan setiap tahun pada Saka Baru. Salah satu tempat di Indonesia yang dikaitkan dengan hari raya Nyepi adalah Bali. Festival Nyepi di Bali dianggap sebagai waktu yang tepat untuk melihat sisi lain pulau dewata yang tak pernah ditinggalkan.

Hari baik di tahun baru dirayakan dengan hening melalui tapa, brata, yoga dan samadhi. Dalam festival ini ada empat proses yang diamati pada saat niepi atau catur brata penyen, Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelanguan, Amati Lelungan.

Amati geni artinya menahan diri dalam segala bentuk amarah. Amati Karya adalah pengertian aktivitas spiritual untuk realisasi diri. Amati Lelanguan – Tidak berpergian dan selalu sadar diri, memusatkan pikiran pada astiti bhti Ida Sang Hyang Vidhi atau Ista Devata.

Berikut festival tradisional yang diadakan di Bali untuk merayakan Nyepi. 1. Upacara Melasti

Langkah pertama dalam upacara Melasti adalah membersihkan diri sebelum melakukan nepi. Biasanya ritual ini dilakukan di pura dekat laut. Salah satu rangkaian niepi di Bali bisa memakan waktu tiga hingga empat hari sebelum ritualnya.

Ritual ini biasanya dilakukan menjelang hari raya Nyepi H-1 yang mirip dengan parade festival ogo-ogo. Bagi masyarakat Hindu di Bali, ogo-ogo merupakan simbol buruk dan buruknya sifat manusia. Di akhir festival, kembang api ini akan dinyalakan sebagai simbol suci kemanusiaan. Festival Kembang Api

Seringkali dalam tradisi ini, masyarakat Bali mengunjungi kerabatnya atau melantunkan mantra dharma. Penutupan jaringan nyepi ini sebagai tanda memulai hidup baru dengan hati yang suci dan mempererat tali silaturahmi antar umat Hindu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *