JAKARTA – Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PB IDI) menyetujui Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadiki yang ingin mendatangkan dokter asing ke Indonesia. Menteri Kesehatan Budi mengatakan dokter didatangkan dari luar negeri untuk mengatasi kekurangan dokter di Indonesia.
Ketua SpOT PB IDI DR Dr Moh Adib Humaydi mengatakan pihaknya saat ini tidak dalam posisi untuk menyetujui atau menolaknya. Gulir ke bawah untuk lebih jelasnya!
“Kami mengutamakan keselamatan pasien. Apa peraturan negaranya?” Kata dr Adib dalam konferensi pers online, Selasa, 9 Juli 2024.
Dia menjelaskan, kebijakan mendatangkan dokter asing ke Indonesia harus ada aturan atau ketentuan yang jelas. Secara khusus, peraturan ini mengatur persyaratan bagi dokter asing, seperti pengujian atau penilaian kompetensi, tidak adanya masalah peraturan atau etika di negara asalnya, dan ketika bekerja di negara asalnya.
Artinya, semua negara membuat peraturan dalam negeri, sehingga Indonesia harus memilikinya, untuk melindungi warganya, untuk dilayani oleh dokter yang berkualitas.
Adib mengatakan mendatangkan dokter asing sebenarnya bukan hal baru. Karena ada dokter yang bekerja di luar negeri di Indonesia.
Selain itu, kata dia, perlu juga diperhatikan bahwa kebijakan mendatangkan dokter asing dapat mengatasi permasalahan kekurangan dokter di beberapa daerah. Sebab berdasarkan informasi yang tersaji, prevalensi atau persebaran dokter di Indonesia terletak di Pulau Jawa.
Di sisi lain, dr Adib meyakini masih banyak dokter yang ingin ditempatkan di daerah tertentu di Indonesia. Menurutnya, jenjang karir, kesejahteraan, dan keamanan dianggap atau terjamin.
“Penyelesaian masalah kesehatan tidak bisa hanya dari sisi sumber daya manusia saja. Tapi banyak hal lain seperti peralatan medis dan pembiayaan. Tidak harus melangkah ke satu arah dan tidak ke arah lain,” ujarnya.
Adib menyatakan, permasalahan kekurangan dokter merupakan permasalahan yang kompleks. Ia juga mengatakan, pihaknya tidak pernah menganggap dokter asing sebagai pesaing. “Kami tidak melihat dokter-dokter asing ini sebagai pesaing.”