Jakarta, Titik Kumpul – Menteri Negara Budi Gunadi Sadiikin membeberkan permasalahan kanker di Tanah Air. Seperti diketahui, angka kanker di Indonesia sangat tinggi.
Menurut data Global Cancers (Globocan) yang dirilis pada tahun 2020, di Indonesia terdapat 396.914 kasus Kanker dan 234.511 kematian akibat kanker.
Di tengah tingginya angka kanker di Indonesia, ketersediaan alat pendeteksi kanker di Indonesia masih sedikit. Hal ini merupakan fenomena umum di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Mari kita simak artikel lengkapnya di bawah ini.
Hanya Singapura yang 17, Malaysia 33, Selasa 15 Oktober 2024.
Menkes mengatakan, rendahnya standar penglihatan di Indonesia juga menjadi alasan banyak warga Untone berobat ke Singapura atau Malaysia.
Pembahasan Menteri Kesehatan untuk melakukan skrining kanker (pet scan) di Indonesia sudah lama ada.
“Iya. Kalau kita punya 830 juta, kita punya 3. Singapura yang 5 juta punya 17, itu tidak sama.”.
Di sisi lain, Pt Kalbe Farma Tbk (KALBE) melalui gedung tetap PT Global Onkolab Ferry, terutama fluorodeoxyglucose (FGD) dengan tujuan tampil pertama kali.
Direktur Utama PT KALBE Farma Tbk mengatakan, fax radiootopee fluorodeoxy (FGD) diperlukan organ positron tomo dan org/ct-scan) untuk mengecek pelayanan rumah sakit.
Ia berharap Photostope Proction Kalbe dapat membantu memenuhi kebutuhan rumah sakit
Saat ini, hanya ada sedikit ruang di fasilitas manufaktur yang tersedia, sementara permintaan semakin tinggi.
Hal ini berkaitan dengan lamanya waktu tunggu pasien untuk mendapatkan layanan diagastik pet-scan, dan menyebabkan beberapa pasien memilih pergi ke luar negeri untuk mendapatkan layanan tersebut.
“Pembangunan pabrik peralatan sidang ini merupakan bagian dari komitmen Kalbe untuk terus mencari peluang peningkatan potensi kesehatan masyarakat, khususnya dalam kasus penyakit kanker,” ujarnya.