Jakarta – Mobil listrik BYD yang dipesan konsumen sejak Februari 2024 belum juga diterima karena pihak pabrikan berjanji akan mengirimkan mobil listrik pertamanya pada Juni 2024, yang berarti masa tunggu atau intisari mobil listrik BYD adalah sekitar. 4 bulan atas keterlambatan proses pendistribusian unit ke pengguna. Menteri Investasi dan Ketua Komite Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia memberikan sambutan pembukaan.
Menteri Bahlil mengatakan, produsen kendaraan listrik asal China baru-baru ini mendapat instruksi cara mengajukan izin impor dari pemerintah. Oleh karena itu, baru dapat ditentukan jumlah unit kuota yang akan masuk ke Indonesia. “Sebelum melakukan impor, BYD harus memaparkan nilai investasi dan kapasitas produksinya,” ujarnya kepada wartawan di kawasan Senyan DPR RI, Jakarta, diduga pada Selasa, 11 Juni 2024, dengan catatan tiga produknya diimpor semuanya. dari Tiongkok termasuk BYD Dolphin, Atto 3 dan Seal yang berupaya membangun ekosistem kendaraan listrik di negara tersebut. Oleh karena itu, ketiga produk tersebut layak mendapatkan insentif. Pemerintah memberikan insentif CBU (completely build) kepada BYD berupa bebas bea masuk. Dan pemerintah bertanggung jawab atas PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah) Pembebasan ini hanya berlaku selama dua tahun, artinya pada tahun 2026 pabrik BYD di Kawasan Industri Smartpolitan Subang Jawa Barat yang dikelola oleh Suryabuat Industrial. Pemprov DKI perlu beroperasi atau memulai produksi. Setelah itu, kapasitas produksi kendaraan listrik akan disesuaikan dengan jumlah unit yang diimpor sambil menikmati insentif. Jika jumlah unit yang diproduksi dalam negeri kurang dari kuota impor, BYD akan diboikot. Proses ini menjadi salah satu faktor yang membuat merek China lambat dalam mengirimkan perangkat ke konsumen karena harus menyesuaikan kuota produknya. Seperti diketahui, pabrik mereka menargetkan produksi 150.000 unit setiap tahunnya. “Sekarang kami akan memberikan sekitar 10 hingga 20 persen dari total kapasitas produksi. Saya lupa, tapi saya tanda tangan. (Izin impor),” ujarnya menilik pernyataan Menteri Bahlil, yang masuk CBU dengan insentif pemerintah sebanyak 15-30.000 unit per tahun. Sebelumnya, Luther T. Pandjaitan, Head of Marketing PT BYD Motor Indonesia mengapresiasi kesediaan konsumen. menunggu Perusahaan bermaksud mengirimkan setidaknya unit pertama mulai bulan Juni.
Lebih lanjut dia menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan tertundanya pengiriman unit ke pengguna. Salah satunya adalah jumlah pemesanan yang melebihi ekspektasi. dan faktor eksternal lainnya Karena, kata dia, proses pengiriman mesin dari China ke Indonesia berjalan seperti biasa. Begitu pula dengan produksi BYD Dolphin, Atto 3 dan Seal yang dilakukan oleh pabriknya di China. Tidak masalah.