Jakarta, Titik Kumpul – Indonesia dikenal sebagai negara dengan ragam makanan yang unik, dengan masakan yang berbeda-beda dari berbagai daerah. Namun, bukan hanya makanan lokal saja yang mendominasi selera masyarakat, namun juga makanan dari negara lain.
Salah satu makanan yang digemari dan diapresiasi oleh masyarakat Indonesia adalah makanan Singapura. Belok sedikit lebih jauh.
Masakan Singapura kaya akan masakan Cina, Melayu, India, dan Eropa, menawarkan beragam hidangan. Hidangan seperti Nasi Ayam Hainan, Laksa, dan Kepiting Cabai menjadi favorit masyarakat perkotaan Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Tak heran jika semakin banyak restoran bertema makanan Singapura yang bermunculan di Indonesia.
Salah satu yang membuat masakan Singapura populer di kalangan masyarakat Indonesia adalah kedekatannya dengan masakan Asia Selatan lainnya, termasuk masakan Melayu dan Cina yang juga akrab di telinga masyarakat Indonesia. Rempah-rempah yang digunakan dalam masakan Singapura, seperti lemon, jahe, dan cabai, serupa dengan yang digunakan dalam masakan Indonesia. Hal ini memudahkan adaptasi pola makan orang Singapura.
Dalam beberapa tahun terakhir, restoran-restoran yang menyajikan makanan tradisional Singapura bermunculan di berbagai wilayah Indonesia. Dari restoran cepat saji hingga restoran gourmet, semua orang berlomba-lomba menawarkan cita rasa asli Singapura. Selain itu, beberapa restoran juga melakukan inovasi dengan mengubah rasa agar sesuai dengan selera lokal tanpa menghilangkan ciri khas masakan Singapura itu sendiri.
Contoh restoran lain yang menganut konsep masakan Singapura adalah Restoran YieThou yang dibuka pada tahun 2004 di Jl. Muara Karang, Jakarta Utara. Pada awalnya YieThou merupakan sebuah restoran sederhana yang hanya menyajikan masakan khas Singapura dengan menu utamanya Tim Tauco Fish Head. Nama YieThou berasal dari bahasa Mandarin yang berarti Kepala Ikan, mencerminkan komitmen mereka terhadap makanan laut yang populer di Singapura.
Namun seiring berkembangnya gaya makanan, YieThou berinovasi dan menambahkan item menu, seperti hidangan ayam, udang, daging, serta beragam tahu dan sayuran. Hal ini menunjukkan bagaimana restoran makanan Singapura di Indonesia berubah dan berkembang untuk menarik pelanggan, dengan tetap menjaga keaslian cita rasa makanannya.
Pemilik YieThou, Sandi Budianto, mengatakan, “Makanan YieThou banyak peminatnya, karena merupakan restoran favorit di kawasan Pluit dan Muara Karang. Banyak yang menyukai cita rasa otentik dari menu-menu di YieThou.” Rasa otentik dalam mempertahankan pelanggan loyalitas. , terutama di pasar yang kompetitif.
YieThou melakukan ekspansi dengan membuka cabang baru di BSD City, memperluas jangkauannya ke wilayah lain. Selain katering, YieThou juga melayani acara-acara khusus seperti pertemuan, ulang tahun dan arisan. Inovasi seperti ini menunjukkan bagaimana restoran tersebut menghadirkan masakan Singapura ke Indonesia tidak hanya sekedar menyajikan makanan, tetapi juga menciptakan pengalaman holistik bagi pelanggannya.
Di antara berbagai menu yang disajikan di restoran Singapura di Indonesia, ada beberapa hidangan yang menjadi favorit masyarakat. Taucho Team Snapper Head adalah salah satu item menu utama YieThou. Dipadu dengan bumbu manis dan lembut, sajian ini sangat cocok dengan selera orang Indonesia.
Selain itu, Ikan Kerapu ala Hong Kong, Udang Goreng Telur Asin, dan berbagai jenis dim sum seperti Hakau dan Siomay juga menjadi pilihan populer. Mirip dengan masakan Cina, dimsum telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masakan Singapura dan digandrungi oleh berbagai kalangan.
Hidangan tahu, seperti Sapo Tahu Seafood dan Angsio Tahu 3 Jamur, adalah contoh lain dari daur ulang makanan. Menggunakan tahu buatan sendiri tanpa perawatan di YieThou akan memberikan nilai baru kepada pelanggan untuk menciptakan kualitas dan kesehatan.