Jakarta – Subholding Perkebunan PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo, kembali melanjutkan program Palm Oil Renewal (PSR) petani kecil sebagai bagian dari dukungannya terhadap program pemerintah untuk meningkatkan produktivitas petani kelapa sawit.
Perkebunan Kelapa Sawit BUMN bertujuan untuk menghidupkan kembali atau meremajakan 60.000 hektar perkebunan kelapa sawit tua milik petani non-produktif pada tahun 2026, yaitu lebih dari 16.000 hektar di Kalimantan Barat.
CEO Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menegaskan, PTPN bukan hanya sekedar mencari keuntungan, tapi lebih dari itu.
Menurutnya, BUMN harus menjadi agen pembangunan, termasuk percepatan Peremajaan Kelapa Sawit (PSR) yang dilakukan petani kecil. Selain itu, menurutnya, program PSR merupakan salah satu amanah program strategis nasional.
Oleh karena itu, kami menggandeng semua pihak dalam menggarap PSR, kata kacamata yang mengawali transformasi Holding Perkebunan Nusantara III (Persero).
Hal serupa juga disampaikan oleh Presiden PTPN IV PalmCo Jatmiko Krisna Santosa yang mengatakan kolaborasi dalam bentuk pelatihan yang melibatkan petani, masyarakat, dan pemerintah merupakan langkah yang tepat untuk menginisiasi dan mempercepat PSR di Kalimantan Barat, khususnya dalam hal pemberdayaan manusia. Sumber daya untuk petani mitra.
Program peningkatan kapasitas merupakan salah satu dari empat program yang ditujukan untuk bermitra dengan petani kecil.
Tiga program lainnya yakni kemitraan penuh, penyediaan benih bersertifikat dan perusahaan yang menjadi penjual. Sebagai bagian dari program penyediaan benih bersertifikat, pihaknya saat ini sedang mengupayakan izin impor 300.000 benih bersertifikat siap tanam.
“Nantinya bisa didapat di PTPN IV Regional V dan tidak perlu menjadi mitra (untuk mendapatkan benih sawit bersertifikat). Program ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga tujuan kami adalah meningkatkan produktivitas masyarakat dengan kelapa sawit. Itu sudah tercapai,” ujarnya.