Microsoft Rekrut Tokoh Muslim yang ‘Drop Out’ dari Oxford

VIVA Tekno – Microsoft memutuskan merekrut tokoh muslim jebolan Universitas Oxford di Inggris bernama Mustafa Suleyman. Bagaimana bisa?

Perusahaan teknologi yang didirikan oleh Bill Gates memilihnya karena alasan yang baik. Pasalnya pria berusia 40 tahun ini merupakan salah satu pendiri DeepMind – sebuah perusahaan laboratorium penelitian kecerdasan buatan atau kecerdasan buatan.

Dia akan menjadi CEO Microsoft AI yang baru didirikan. Mustafa Suleyman adalah salah satu nama besar dalam revolusi kecerdasan buatan yang menggemparkan dunia teknologi.

Perekrutannya merupakan langkah besar bagi Microsoft, yang sebelumnya bekerja dengan pembuat ChatGPT OpenAI.

“Saya dengan bangga mengumumkan bahwa saya secara resmi bergabung dengan Microsoft sebagai CEO Microsoft AI. Saya akan memimpin semua produk dan penelitian AI konsumen, termasuk Copilot, Bing, dan Edge,” ujarnya di platform X. Dikutip VIVA Tekno pada Kamis 21 Maret 2024.

Ia pun mengaku akan mundur sebagai CEO Inflection AI. Startup ini bersaing dengan OpenAI dan Anthropic dalam membangun model yang menghasilkan kecerdasan buatan ala ChatGPT.

Menurut Mustafa Suleyman, beberapa karyawan utama Inflection AI, termasuk pendiri Karen Simonyan, akhirnya memutuskan untuk bergabung dengannya di Microsoft.

“Kami telah bekerja dengan cepat dan intensif. Penambahan talenta baru ini (Mustafa Suleyman) tentu akan mempercepat momentum kami,” kata CEO Microsoft Satya Nadella dalam postingan blognya.

Dia mendirikan DeepMind pada tahun 2010, empat tahun sebelum Google membeli startup AI Inggris-Amerika dengan harga yang dilaporkan sebesar $400 juta hingga $650 juta.

Mustafa Suleyman meninggalkan DeepMind pada tahun 2019 untuk bergabung dengan Google. Tiga tahun kemudian dia keluar untuk menjadi salah satu pendiri Inflection AI.

Ia lahir dari ayah seorang sopir taksi kelahiran Suriah dan seorang perawat Inggris. Menurut Wired, dia dibesarkan di lingkungan Islington di London.

Singkat cerita, setelah lulus SMA, ia diterima di Universitas Oxford, mengambil jurusan filsafat dan teologi. Namun sayang Mustafa Suleyman tersingkir di tahun kedua.

Ia juga mulai bekerja untuk Muslim Youth Helpline – sebuah badan amal di Inggris yang menyediakan layanan gratis kepada kaum muda yang rentan.

Pada usia 22 tahun, ia bekerja sebagai penasihat Walikota London, Ken Livingstone, mengenai kebijakan hak asasi manusia, sebelum menyadari bahwa pemerintah bukanlah organisasi terbaik untuk mewujudkan “perubahan sistemis yang radikal”.

Menurut situs Aboutislam, Mustafa Suleyman adalah satu dari empat pionir dan pemikir Muslim yang masuk dalam daftar TIME100 AI versi Majalah Time pada tahun 2023.

Ia didampingi tiga tokoh Muslim lainnya yakni Lila Ibrahim, COO Google DeepMind, Omar Al Olama, Menteri AI pertama di dunia, Uni Emirat Arab (UEA) dan Rumman Chowdhury, Pendiri dan CEO Humane Intelligence.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *