Minta Warga Tak Perlu Cium Tangan Pejabat, Lucky Hakim Singgung Soal Penjahat

JAKARTA, WIWA – Aktor Lucky Hakim kembali terjun ke dunia politik dengan mengikuti pemilu daerah. Lucky Hakeem diketahui bakal mencalonkan diri sebagai calon Bupati Indramayu nomor urut 02 masa jabatan 2024-2029. Sebelum mencalonkan diri sebagai Bupati Indramayu tahun ini, ia pernah menjabat Wakil Bupati Indramayu bersama Nina Agustina. 

Namun sayang pada awal tahun 2023, ia memutuskan mundur dari jabatannya sebagai wakil Nina Agustina. Mari kita lanjutkan menelusuri seluruh artikel di bawah ini.

Lucky Hakeem mengundurkan diri sebagai orang nomor dua di Indramayu karena hanya mendapat status atau tugas sebanyak tiga kali dari Nina Agustina.

Hal itu diungkapkan Lucky Hakeem beberapa hari lalu dalam pembahasan calon bupati. Soal jabatannya sebagai kepala daerah, Indramayu terlihat menarik tangan Hakeem sambil dicium warga.

Pria tersebut mengungkapkan, hal tersebut dilakukannya bukan karena marah kepada warga sekitar.

“Kalau saya jabat tangan, cium tangan, saya tarik. Tapi ada orang yang menganggap saya jijik (dengan mereka). Enggak Bu, saya tidak jijik, saya tidak jijik, saya tidak. tidak mencium. (tanganku).

Lucky Hakeem sendiri mengungkapkan akan mengukuhkan dirinya sebagai pegawai negeri. Karena itu, dia menilai tidak pantas warga mencium tangannya. Ia mengimbau warga tidak melakukan hal tersebut.

“Jangan cium tanganku Nyonya, aku adalah pelayan masa depan. Aku melayani ibu, aku mendapat gaji dari ibu dan ayah. “Jadi jangan diamalkan, warga sekitar, jangan cium tangan petugas, kecuali (umur petugas) lebih tua dari Anda, tidak apa-apa,” ujarnya.

“Jadi misalnya cium tangan petugas karena sudah tua, ketemu sopir gerbong yang sudah tua, cium juga dia (tangannya), kalau ketemu gojek yang sudah tua (lebih tua dari kamu), kalau ketemu sopirnya, cium dia (tangannya),” ucapnya..

Lucky Hakeem mengatakan, masyarakat tidak perlu mencium tangan petugas karena petugas adalah pelayan rakyat.

Ia mengatakan, jika petugas tersebut tidak bisa melayani masyarakat, maka petugas tersebut adalah penjahat sehingga kurang layak untuk cium tangan.

“Tapi kalau cium tangan karena perwira, bukan karena perwira adalah pelayan rakyat. Pejabat yang tidak melayani rakyat adalah penjahat. Kalau penjahat tidak mau mengabdi pada rakyatnya lalu kenapa kita cium tangannya, itu logikanya. “Kami (pejabat) digaji oleh rakyat,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *