Miris! Indonesia Kekurangan Ahli Keamanan Siber, Kalah dari Vietnam

VIVA Tekno – Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam dunia keamanan siber, terutama kurangnya keterampilan/ahli di bidang tersebut.

Menurut laporan Help Net Security, total 279 juta serangan siber terjadi tahun lalu, dan 34% di antaranya tidak terdeteksi.

Di Indonesia, banyak organisasi masih kurang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan merespons serangan siber dengan baik, yang mengakibatkan serangan seperti penipuan, pemerasan, dan pencurian digital terhadap bisnis yang aktif.

Cisometric, penyedia layanan keamanan siber, berkomitmen membantu organisasi dan bisnis di Indonesia meningkatkan tingkat keamanan siber.

Pendiri Cisometric Hana Abiansyah menekankan pentingnya peningkatan kapasitas melawan serangan siber di Indonesia yang saat ini tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, bahkan Vietnam.

Mengatasi permasalahan kurangnya tenaga profesional keamanan siber di Indonesia, Cisometric juga berkomitmen membantu generasi penerus di industri ini.

Menurutnya, jumlah pakar keamanan siber di Indonesia masih sangat sedikit sehingga menjadi permasalahan tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi banyak organisasi.

“Ini masalahnya.” Tidak hanya bagi perusahaan tetapi bagi banyak organisasi, juga untuk isu-isu lain yang terkait dengan keamanan siber,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2024.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Cisometric diketahui tengah menjajaki kerja sama dengan salah satu universitas terbesar di Indonesia.

Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan pelatihan dan kurikulum keamanan siber ke dalam kurikulum sekolah.

Ia berharap langkah-langkah ini akan membantu membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan keamanan siber di masa depan.

Rencananya kerjasama ini akan dimulai pada September 2024. Dengan inisiatif ini diharapkan Indonesia dapat memperkuat pertahanan siber nasional dan mencetak lebih banyak ahli di industri keamanan siber. Hal ini merupakan langkah penting untuk mengurangi kerentanan terhadap serangan siber dan meningkatkan keamanan digital di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *