Miris! Lihat Tempat untuk Donasi Baju Malah Dijadikan Tempat Sampah, Warganet: Indonesia Darurat Membaca

Titik Kumpul – Sebuah kejadian mengerikan menjadi topik hangat di media sosial. Sebab, terjadi peristiwa yang seharusnya digunakan untuk mendistribusikan pakaian layak, bukan menjadikan tempat sumbangan pakaian menjadi tempat pembuangan sampah.

Peristiwa tersebut terungkap setelah X membuat postingan di platform media sosial @cryochiroo. Ia menceritakan kisahnya sambil menunjukkan bukti foto yang menunjukkan bahwa lokasi tersebut khusus untuk sumbangan pakaian, namun ia menggunakan tong sampah.

“Indonesia tidak bisa membaca buku yang tidak berguna, bahkan tidak bisa banyak membaca tulisan, tentu saja posisi dan desain kotaknya bisa disalahkan,” tulis akun @cryochiroo seperti dikutip Titik Kumpul pada Jumat, November. 22 Agustus 2024.

Situasi ini sangat mengkhawatirkan karena kotak sumbangan dirancang untuk membantu orang yang membutuhkan tetapi tidak digunakan dengan benar.

Namun kita sebagai masyarakat Indonesia yang mempunyai mata, bisa mencoba menggunakan 100 persen mata kita untuk melihat dan membaca bahwa kotak itu bukan tempat sampah, imbuhnya.

Perlu diketahui, UNESCO tahun ini melaporkan indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya satu dari 1000 masyarakat Indonesia yang rajin membaca laporan-laporan tersebut.

Laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) juga telah mempublikasikan hasil pemeringkatan Central Connecticut State University sebagai negara paling literate di dunia pada Maret 2016.

Dalam studi tersebut, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara peminat membaca, tepat di bawah Thailand (59) dan di atas Botswana (61). Memang peristiwa ini terjadi, banyak netizen yang berkomentar. Beberapa dari mereka mengakui bahwa Indonesia darurat untuk belajar.

“Kejadian ini telah menciptakan darurat membaca yang nyata di Indonesia,” tulis Scoobaedo dalam postingannya.

“Sebenarnya normalkan membaca di tempat umum. Membaca gak bikin risih, seneng banget kalau tahu kegunaannya,” tulis @sirkumbang.

“Jujur aku marah banget sama masyarakat Indonesia yang malas membaca. Kenapa tidak baca cetakan sebesar itu,” tulis akun @bebeklac di postingan yang sama.

Fakta ini mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam literasi fungsional dan kesadaran sosial. Kejadian seperti ini diharapkan tidak terulang kembali dan masyarakat semakin memperhatikan budaya membaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *