Misteri Hilangnya Dusun Legetang di Kawasan Dieng, Ratusan Jiwa Terkubur Hidup-hidup

Jawa Tengah – Dusun Legetang di Kawasan Dieng, Jawa Tengah hilang secara misterius hampir tujuh puluh tahun lalu bersama ratusan warganya. Desa ini terletak di Desa Pekasiran, Kecamatan Pegunungan Dieng, Kecamatan Batura, Kabupaten Banjarnegara.

Desa tersebut dikabarkan hilang setelah tertimbun tanah longsor bersama 450 warga yang tercatat sebagai warga. Terjadi bencana tanah longsor akibat aktivitas Gunung Pengamun-amuna pada tanggal 17 April 1955.

Berdasarkan laporan salah seorang pekerja masyarakat yang tinggal di Desa Pekasiran, tragedi hilangnya Desa Legetang terjadi tadi malam. Saat itu musim hujan. Tiba-tiba tanah longsor menimpa orang-orang yang sedang tidur.

Meski suara longsor terdengar jelas karena dekat dengan Desa Pekasiran, namun warga tidak berani mendekat karena takut tanah di pegunungan Pengamun-amuna masih berpindah. Keesokan paginya mereka baru menyadari bahwa Desa Legetang telah hilang ditelan tanah.

Warga sekitar Desa Legetang yang mengetahui kejadian tersebut berduka atas kehilangan keluarga dan sahabatnya yang tinggal di Desa Legetang. Diketahui, ketinggian tanah yang menutupi desa tersebut mencapai lebih dari dua meter.

Dari kejadian tragis tersebut, seluruh korban beserta rumahnya masih terkubur di bawah tanah. Saat itu, penggeledahan dilakukan dengan peralatan terbatas di kawasan yang diduga merupakan rumah petinggi barangay Legetang.

Saat ini desa yang baru tinggal namanya itu hanya dikenang oleh tugu beton setinggi 10 meter yang terletak di tengah ladang kentang warga. Monumen ini merupakan simbol dari bencana besar yang terjadi pada masa lalu, tanpa ada prasasti khusus yang menceritakan peristiwa tragis tersebut.

Tugu peringatan beton setinggi 10 meter ini kini dikenal sebagai monumen yang terletak di desa Kepakisan, sebelah timur desa Pekasiran atau pertigaan menuju objek wisata Kawah Sileri di Jawa Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *