Mobil Listrik BYD Akhirnya Keluar Gudang, Siap Diterima Konsumen Bulan Ini

Jakarta – BYD merupakan merek mobil baru. Sejak hadir di Indonesia pada Februari 2024, pembeli sudah bisa memesan tiga produk, BYD Dolphin, Atto 3, dan Seal. Namun pembeli harus menunggu lama untuk mendapatkan perangkat tersebut. Sejak pelarangan diberlakukan, tidak satu pun dari ketiga BYD tersebut diterima pembeli, dan penjualan diperkirakan akan dimulai bulan ini.

Artinya pelanggan harus menunggu sekitar empat bulan, namun sejak PT BYD Motor Indonesia mendapat izin mengimpor sejumlah barang impor ke pasar dalam negeri, pasokan produk dari gudang ke jaringan dealer sudah dimulai. Beberapa foto dan video pendek di media sosial baru-baru ini memperlihatkan BYD Atto 3 sedang ditarik oleh beberapa truk atau mobil derek. Menurut komentar tertulis dan opini pengguna saluran tersebut, mobil listrik buatan China ini akan memenuhi jalanan dalam waktu dekat. Saat dikonfirmasi, Direktur Pemasaran PT BYD Indonesia Luther T. Pandjaitan membenarkan bahwa suku cadang yang ramai diperbincangkan di media sosial sedang dalam proses pengiriman ke diler sebelum dikirimkan ke konsumen pada bulan ini. “Memang benar banyak mobil yang sudah sampai di Jakarta untuk pertama kali diantar ke pelanggan kami dan sedang dalam proses pengiriman ke pelanggan. Salah satu saluran yang digunakan di media sosial masih memindahkan gudang BYD ke gudang cabang. , “kata Luther. Di Viva Otomotif, Selasa 18 Juni 2024. Ia menjelaskan, pasokan suku cadang sedang dalam proses disiapkan untuk menjangkau konsumen di masing-masing dealer, khususnya bagi yang sudah memesan sejak bulan kedua tahun ini. Saat ditanya mengenai pengiriman unit pertama Atto 3 saja, menurut informasi yang beredar di internet, Luther mengatakan baik Dolphin maupun Seal sudah mulai melakukan pengiriman ke dealer dan akan dikirimkan ke konsumen pada waktu yang bersamaan. “Iya yang datang ketiga modelnya, bukan Atto 3. Saya hanya berharap semuanya berjalan lancar dan kami berkomitmen mulai pengiriman pada bulan Juni,” lanjutnya. Sebelumnya, Menteri Investasi sekaligus Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan BYD sudah mendapat persetujuan impor dari pemerintah. Oleh karena itu, besaran tarif pajak penghasilan Indonesia hanya dapat ditentukan. “Sekarang kita suplai sekitar 10-20 persen dari total kapasitas produksi, saya lupa. Tapi saya tanda tangan (izin impor),” kata Bahlil. Pemerintah memberikan manfaat CBU (Fully Charged) kepada BYD berupa pemberian bebas pajak dan PPnBM (pajak pembelian barang mahal) dibayar oleh pemerintah. Manfaat ini hanya berlaku selama 2 tahun, artinya pada tahun 2026 pabrik BYD di Kawasan Industri Smartpolitan Subang Jawa Barat yang dikelola oleh Kota Suryabuat sudah bisa beroperasi atau mulai berproduksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *